REPUBLIKA.CO.ID, BANDARLAMPUNG -- Ketua DPP PKB Cucun Ahmad Syamsurijal menilai ada upaya pembunuhan karakter terhadap Muhaimin Iskandar terkait langkah politiknya menuju Pilpres 2024. Menurut Cucun, sudah saatnya PKB tak sekadar jadi pengikut dalam suatu koalisi, tapi penentu kebijakan.
"Penting dicatat oleh semuanya sekarang ini, ada orang membuat character assassination atau pembusukan karakter. 'Kok dengan ini? Nanti akan begini'," kata Anggota Komisi III DPR RI di hadapan pengurus struktur DPW/DPC PKB Lampung, bacaleg PKB, dan perwakilan NU tingkat kabupaten/kota saat Rakorwil PKB Lampung, di Bandarlampung, Kamis (5/10/2023).
Namun begitu, lanjut dia, PKB sangat percaya dengan semua kadernya yang dapat memilah dan memilih mana berita benar dan pembusukan atau hoaks terkait dengan Muhaimin Iskandar. "Bahkan PKB yang diprediksi akan terkunci dan susah mencari jalan keluar. Tetapi sekarang membuat geger seantero jagat Nusantara dengan Muhaimin Iskandar menjadi bacawapres dari Anies," kata dia.
Menurut Cucun, pencalonan Muhaimin Iskandar sebagai bacawapres pada Pilpres 2024 sudah melalui proses panjang sejak Muktamar Bali 2019 hingga saat ini. Di mana, DPP PKB diberikan mandat oleh semua DPW, DPC, dan seluruh kader untuk mengambil langkah-langkah taktis.
"Sudah saatnya PKB bersama kader NU menjadi penentu kebijakan di Tanah Air dan bukan hanya sebagai pelengkap atau pengikut dalam kehidupan berbangsa dan bernegara," kata dia.
Ia menegaskan, bahwa kader PKB harus bangga kepada Gus Muhaimin karena sekarang partai ini bisa memainkan semua peran politik. "PKB dari dulu pengikut dan pelengkap koalisi, tapi sekarang kita yang memainkan semua peran politik ini, maka semua kader harus bangga dengan Gus Muhaimin," katanya.
Wakil Ketua DPW PKB Noverisman Subing selaku Ketua Panitia Acara Rakorwil PKB Lampung mengimbau kader-kadernya berlaku bijak dalam menyikapi informasi yang beredar di media, terutama berita-berita negatif tentang pencalonan Presiden 2024.
"Semua kader PKB harus pandai memilah dan memilih mana informasi ataupun berita dan mana yang menjadi fitnah. Kalau ada hoaks, tak usah disebarkan," kata dia.