Senin 02 Oct 2023 23:37 WIB

Kabut Asap, Disdik Pekanbaru Minta Kurangi Aktivitas Siswa di Luar Ruangan

Peserta didik dan pendidik di Pekanbaru diwajibkan menggunakan masker

Rep: Febrian Fachri/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Kabut asap. Provinsi Riau khususnya Kota Pekanbaru mulai dikepung kabut asap kiriman akibat kebakaran lahan dari provinsi tetangga.
Foto: Antara/Nova Wahyudi
Kabut asap. Provinsi Riau khususnya Kota Pekanbaru mulai dikepung kabut asap kiriman akibat kebakaran lahan dari provinsi tetangga.

REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Dalam beberapa hari terakhir Provinsi Riau khususnya Kota Pekanbaru mulai dikepung kabut asap kiriman akibat kebakaran lahan dari provinsi tetangga. Pemerintah Kota Pekanbaru langsung mengambil langkah cepat. Melalui Dinas Pendidikan, Pemkot Pekanbaru meminta pihak sekolah untuk mengurangi aktivitas siswa di luar ruangan. 

Hal itu dilakukan untuk mengantisipasi agar siswa tidak terpapar kabut asap sebab kualitas udara sudah berada di level tidak sehat. Imbauan tersebut dituangkan melalui Surat Edaran Disdik Pekanbaru. Hal itu diakui Kepala Dinas Pendidikan Pekanbaru Abdul Jamal. 

"Kami sudah buat surat edaran," Jamal, Senin (2/10/2023). 

Jamal menjelaskan dalam surat edaran tersebut berisi dua poin. Yang pertama adalah proses belajar mengajar di Satuan Pendidikan dilaksanakan dalam ruangan dengan mengurangi aktivitas di luar kelas. Kemudian, pada poin yang kedua adalah setiap peserta didik, pendidik dan tenaga kependidikan diwajibkan menggunakan masker. 

“Jadi itu tahap pertama, karena kita lihat Pj Walikota dan Sekda juga sudah sampaikan statemen, jadi kami juga ambil tindakan dulu. Tapi ini tindakan pertama, nanti kalau meningkat lagi baru kita libur. Makanya kita koordinasi dengan DLHK, kalau sekarang levelnya udara tidak sehat," katanya. 

Abdul Jamal menambahkan untuk saat ini pihaknya memang masih belum meliburkan siswa. Meski begitu, jika kualitas udara semakin memburuk maka siswa akan diliburkan terutama anak PAUD, kelas 1,2,3 sekolah dasar. 

Masih berkaitan dengan kabut asap, Sekretaris Perhimpunan Dokter Paru Indonesia cabang Riau dr Indra Yovi, mengatakan orang-orang berisiko dan anak-anak sangat rentan terdampak akibat udara yang tidak sehat tersebut. Orang yang beresiko, yakni orang-orang yang sebelumnya sudah punya masalah kesehatan pernafasan.

"Seperti punya penyakit TBC, asma, dan kangker paru itu akan langsung berdampak pada imunitas pernafasan mereka. Kemudian juga pada anak, mereka lebih rentan terkena ISPA, namun itu masih merupakan efek jangka pendek," kata Indra.

Sementara itu untuk efek jangka panjang menurut Indra tergantung pada seberapa parah polusi yang terjadi. Secara awam polusi tersebut juga dapat dilihat dari jarak pandang. Di mana semakin pendek jarak pandang maka semakin berbahaya polusi yang terjadi. 

 Indra menyarankan jika melihat status kualitas udara tidak sehat, jika harus bepergian keluar rumah hendaknya menggunakan masker. Terutama bagi kelompok rentan dan anak-anak.

"Masker yang digunakan masker medis yang biasa saja, tidak perlu masker yang N95," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement