Senin 02 Oct 2023 07:42 WIB

Atlet-Atlet Putri BMX Melesat Kala Target Angkat Besi Meleset

Di tengah paceklik medali, balap sepeda BMX menyumbang satu emas pada Ahad.

Dua pesepeda BMX Indonesia Amellya Nur Sifa (kiri) dan Jasmine Azzahra Setyobudi (kanan) memacu kecepatan pada final putri Asian Games 2022 di Chunan Jieshou Sports Centre BMX Course, China, Ahad (1/10/2023). Amellya meraih emas usai mencatatkan waktu 44,065 detik pada heat pertama, 43,290 detik pada heat kedua, dan 43,918 detik pada heat ketiga sedangkan Jasmine meraih perunggu usai mencatatkan waktu 45,244 detik, 43,551 detik, 43,956 detik.
Foto:

Namun di tengah paceklik medali sejak Sabtu (30/9/2023), Indonesia akhirnya dapat menambah medali emas melalui cabang balap sepeda BMX pada Ahad. Adalah Amellya Nur Sifa yang pada pertandingan balap sepeda BMX di Chun'an Jieshou Sports Centre BMX Course, berhasil meraih medali emas bagi Indonesia. 

Amelya mencatatkan waktu 44,065 detik pada heat pertama, 43,290 detik pada heat kedua, dan 43,918 detik pada heat ketiga. Dengan demikian atlet putri Indonesia berusia 20 tahun itu mengumpulkan tiga poin, dua poin, dan satu poin untuk membuatnya total mengoleksi enam poin.

Di lomba balap sepeda BMX putri ini, Indonesia juga berhasil meraih medali medali perunggu melalui Jasmine Azzahra Setyobudi. Medali perak pada lomba ini diraih atlet tuan rumah China Quanquan Gu.

Pelatih Kepala Balap Sepeda Indonesia Dadang Haris Purnomo menyadari betul peraturan BMX di Asian Games kali ini yang menggunakan sistem poin karena di kategori women hanya ada satu grup maka perlombaan hanya berlangsung 3 run moto. Strategi yang tepat menjadi alasan mengapa atlet-atletnya berhasil meraih medali.

"Moto pertama ditentukan dari ITT (individual time trial), lalu moto kedua ditentukan dari hasil moto pertama, kemudian moto ketiga dihasilkan dari moto kedua. Moto run ketiga (terakhir) ini adalah final," kata Dadang usai pertandingan di Chun'an Jieshou Sports Centre BMX, Hangzho, Cina, Ahad .   

Dia menilai balapan pada sesi final cukup sengit persaingannya antara Indonesia dan China. Kedua negara ini memiliki jarak (gap) yang lumayan jauh dengan negara lain. Tetapi, mengingat gap poin yang sangat dekat antar keduanya, maka Dadang pun menerapkan beberapa strategi. 

"Karena di balapan ini posisi start sangat menentukan, maka kami membuat beberapa simulasi. Di mana dimulai pertama yang kami buat poinnya sementara di pimpin oleh China. Jadi kita simulasikan pebalap China ada di posisi pertama. Jadi kami menghindari start berdekatan dengan China karena kami prediksi mereka akan melakukan strategi jepit. Karena ada Thailand dan Korea yang kami nilai sudah tidak berpeluang, maka kami mengumpamakan Korea akan menempati posisi di sebelah China," ujarnya. 

Dari asumsi itu serta dan beberapa perhitungan, ternyata China betul menerapkan sesuai dengan strategi yang diprediksi tim pelatih Indonesia, di mana pebalap kedua mereka menempati posisi gate 7. "Jadi dengan posisi 1-7, China mengambil posisi samping kanan dan kiri, tujuannya untuk menjepit pergerakan pebalap Indonesia yang ada di tengah," kata Dadang.

Tapi strategi mereka tidak berjalan dengan baik, karena Indonesia memilih gate yang diperhitungkan untuk menghancurkan konsentrasi China dengan sistem jepit tersebut. Alhamdulillah, kata Dadang, Jasmine dan Shifa bisa menjalankan instruksi pelatih dengan baik dan mereka bisa melewati rintangan di 1, 3, dan 4 dengan baik. 

"China pun tidak bisa berkutik. Hasilnya, Shifa bila melampaui pembalap cina tersebut," ujarnya Dadang menerangkan.   

Satu emas dan satu perunggu dari cabang balap sepeda BMX tersebut menjadi tambahan medali yang diraih kontingen Indonesia ketika atlet di cabang lainnya gagal meraih podium. Dalam klasemen umum medali Asian Games 2022 ini, Indonesia kini mengantongi empat medali emas, tiga perak dan 11 perunggu.

Tambahan medali dari Amelya dan Jasmine juga mendongkrak posisi Indonesia ke urutan 10, setelah sempat anjlok ke urutan 13 pada hari sebelumnya.

Cabang olahraga esports, Indonesia juga belum dapat meraih medali ketika tim Tim Peace of Elite Indonesia hanya menduduki posisi keempat. Pada final yang berlangsung di China Hangzhou Esports Centre FOP Arena, Ahad malam, tim Indonesia hanya mampu mencatatkan total waktu 53 menit 22,543 detik 

Medali emas menjadi milik tim China dengan catatan waktu total yang sangat superior yakni 44 menit 36,943 detik. Sedangkan medali perak terbang ke tim Korea Selatan dengan catatan waktu total 50 menit 5,039 detik, dan medali perunggu berhak diboyong tim Taiwan dengan catatan waktu 51 menit 04,145 detik.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement