REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa mengungkapkan kampanye LGBT (lesbian, gay, biseksual, dan transgender) saat ini semakin marak. Sehingga, menurutnya, semua pihak harus ikut menjaga dengan harapan tidak terpengaruh.
"Barusan beberapa atribut ini ada yang bentuknya gelang, giwang. Di dalam atribut ada tulisannya aksesori untuk transgender, LGBT, untuk biseksual dan seterusnya. Di pesantren tidak dikenal itu, tapi di luar pesantren ini pekerjaan rumah yang tidak sederhana," kata Gubernur dalam rilisnya, Ahad (1/10/2023).
Gubernur saat hadir dalam kegiatan Haflah dan Wisuda Khotmil Quran di Pondok Pesantren Tarbiyatul Quran Al Falah, Ploso, Kabupaten Kediri, tersebut mengatakan saat ini menjadi kewaspadaan bagi semua. Atas nama hak asasi manusia (HAM), mereka melakukan sosialisasi yang luar biasa.
Tiga pekan lalu, ada pertemuan Asia Pasific di Jakarta, namun banyak yang menolak. Kemudian dua bulan sebelumnya di Jatim juga banyak yang menolak.
Bahkan, di Jakarta ada salah satu sekolah internasional yang kemudian memberikan ruang bahwa anak-anak disosialisasikan bahwa orang tua bisa perempuan-perempuan atau laki-laki dengan laki-laki dan hal ini jalan.
Ia mengatakan, yang menjadi pilar penopang karakter bangsa saat ini adalah pesantren. Dengan berbagai proses yang dilakukan di pesantren melalui isu yang dilakukan berbagai kegiatan pengajian, manakib, membaca Al Quran dan seterusnya.
"Menjaga di dalam dan jaga di luar sangat penting. Jaga di dalam harapannya semua alumni pesantren ketika mengabdikan ilmu di luar (pesantren menjadi bagian penguatan sesungguhnya, sama-sama berjalan," kata dia.
Gubernur juga menambahkan, satu bulan lalu dirinya mengumpulkan berbagai atribut dan menjelaskan ke komunitas yang bisa diajak untuk berseiring dengan meminta ikut serta menjaga harkat dan martabat perempuan serta laki-laki.
"Ini kalau tidak dijaga secara komprehensif pada saat tertentu. Perubahan perilaku di luar pesantren bisa sangat kaget dengan daerah yang terkonfirmasi nafas keagamannya kuat ternyata LGBT kuat, banyak. Mungkin para santri mendengar LGBT agak kurang familiar, tapi bagaimana di luar pesantren ini pekerjaan rumah yang tidak sederhana," ujar dia.
Ia juga menambahkan, kampanye LGBT juga mulai menyasar lewat gambar kartun yang secara masif. Jika lewat kartun, dari kecil anak-anak terbiasa melihat bahwa tidak harus laki-laki dengan perempuan.
Untuk itu, pihaknya juga gencar meminta pesantren, meminta para santri untuk turut serta menjaga akhlak bangsa dari pengaruh LGBT dengan keilmuan yang didapat di pesantren. Dalam kesempatan ini, Gubernur Khofifah juga menandatangani plakat peresmian gedung baru Ponpes Tarbiyatul Qur’an Al Falah Ploso Kediri.
Turut hadir Ketua Umum MUI K.H. Muhammad Anwar Iskandar, Ketua PWNU Jatim K.H. Marzuqi Mustamar, Pengasuh Ponpes Al Falah Ploso Kediri K.H. Nurul Huda Djazuli dan Ibu Nyai Hj. Lailatul Badriyah. Hadir juga Pengasuh Ponpes Tarbiyatul Quran Al Falah Ploso Kediri K.H. Umar Faruq Zainuddin Djazuli dan Ibu Nyai Mahbubah, Pengasuh Ponpes Nurul Huda Malang Ibu Nyai Hj. Nailul Farohah Aschal, Pengasuh Ponpes Ma'unah Sari Kediri K.H. Abdul Hamid Abdul Qodir, dan para Kepala OPD Pemprov Jatim.