REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI), Erick Thohir berkomitmen untuk terus mendukung upaya pemberantasan mafia sepak bola di Tanah Air. Dia mendukung penegakan hukum terhadap pelaku pengaturan skor yang selama ini tidak pernah tersentuh.
Komitmen Erick itu sebagai upaya mewujudkan sepak bola Indonesia yang bersih dari praktik kotor. Dengan begitu, kata eks presiden Inter Milan tersebut, transformasi sepak bola terus berjalan ke arah yang tepat.
"Kami akan terus mendukung kepolisian dan Satgas Mafia Bola dalam upaya membersihkan liga sepak bola kita dari segala bentuk kecurangan," kata Erick dikutip dari media sosialnya di Jakarta, Kamis (28/9.2023).
Oleh karena itu, Erick mengapresiasi para penegak hukum seperti kepolisian dan satgas mafia bola yang berhasil membongkar praktik kotor. Itu terlihat dari ditangkapnya enam orang yang terlibat dalam pengaturan skor di Liga 2 beberapa tahun lalu.
"Enam orang telah ditetapkan sebagai tersangka, empat di antaranya wasit yang terlibat di dalam pertandingan," ucap Erick.
Pengungkapan kasus pengaturan skor merupakan tindak lanjut dari sinergi antara Satgas Antimafia Bola bentukan PSSI dengan satgas yang diinisiasi oleh Mabes Polri. Erick menyebut dua badan tersebut akan saling bekerjasama untuk mempercepat pengungkapan praktek kotor di sepak bola Indonesia.
Sebelumnya, Erick membentuk Satgas Antimafia Bola PSSI yang terdiri dari Maruarar Sirait (politikus PDIP), Najwa Shihab (jurnalis), Akmal Marhali (pengamat sepak bola), dan Ardan Adiperdana (akuntan). Dia menyebut, penunjukan empat tokoh masyarakat merupakan saran dari Presiden Jokowi.