Rabu 27 Sep 2023 14:23 WIB

Mencegah yang Manis dengan Cara yang Manis  

Di Indonesia, stroke menjadi juara pertama sebagai penyebab kematian.

Santi Martini, Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga.
Foto: UNAIR
Santi Martini, Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga.

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Santi Martini, Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga 

Stroke saat ini seakan menjadi momok setiap orang, bagaimana akibat yang ditimbulkan pascaserangan seakan menjadi sesuatu yang sangat menakutkan bagi setiap manusia. Stroke yang dahulu diduga banyak hanya terjadi di negara maju, saat ini malah banyak ditemui di negara menengah bahkan di negara dengan pendapatan rendah.

Baca Juga

Seakan cap penyakit orang kaya yang disematkan sudah pudar dan dapat menyerang siapa saja. Beban yang ditimbulkan oleh penyakit ini juga merupakan ancaman bagi penderita, keluarga bahkan pemerintah. Bahkan beberapa penelitian mengatakan bahwa kasus stroke akan meningkat dari tahun ke tahun dan ditakutkan akan menjadi dua kali lipat di 30 tahun mendatang.

Di Indonesia, stroke menjadi juara pertama sebagai penyebab kematian. Laki-laki tinggal di perkotaan umur 45 sampai 54 tahun banyak meninggal karena stroke. Orang dengan umur 55 sampai 64 tahun tinggal laki atua perempuan, tinggal di kota maupun desa banyak meninggal karena stroke.

Hal ini tentu sangat miris melihat penyakit ini dapat dicegah jauh sebelum mereka menginjak usia tersebut. Hal ini menjadi lebih menakutkan ketika banyak sekali kejadian stroke yang berkaitan tekanan darah tinggi dan kencing manis.

Laporan BPJS yang baru-baru ini dikeluarkan juga menyebutkan stroke sebagai penyakit yang paling banyak diderita oleh masyarakat sehingga banyak menguras dana BPJS. Bahkan kencing manis dan tekanan darah tinggi juga termasuk penyakit yang menyedot dana BPJS tersebut. Hasil riset yang pernah dilakukan menunjukkan kadar gula darah puasa, dua jam setelah makan maupun acak sangat menentukan risiko stroke. Hal tersebut menunjukkan betapa kuatnya hubungan stroke dan kencing manis atau kadar gula melebihi normal dalam darah.

Tingginya kadar gula dalam darah dapat menimbulkan gangguan pada pembuluh pada mata, ginjal dan syaraf maupun stroke dan gangguan jantung. Jika gula dalam darah berlebih, gula darah akan berikatan dengan protein masuk dalam sel dinding pembuluh darah. Ikatan tersebut akan menyebabkan kerusakan struktur dan fungsi pembuluh darah.

Kerusakan atau komplikasi yang terjadi tidak dapat dipulihkan hanya dapat dihentikan atau diperlambat prosesnya. Tentunya satu-satunya upaya yang paling baik untuk dilakukan adalah dengan mencegah peningkatan gula darah.

Melihat penyakit stroke dan kencing manis seakan kita dipaksa untuk melihat sejarah gaya hidup kita ke belakang. Bagaimana asupan makanan kita selama ini merupakan sesuatu yang harus dlihat dan ditelaah apakah kita mempunyai risiko kadar gula darah meningkat dalam tubuh.

Masyarakat Indonesia sebagai negara berkembang ternyata mempunyai kebiasaan yang buruk dalam mengkonsumsi makanan manis. Lebih dari lima puluh persen penduduk Indonesia mengkonsumsi minuman manis lebih dari 1 kali dalam sehari. Belum lagi gaya hidup yang sangat minim olah raga semakin menambah pikiran kita akan risiko peningkatan gula darah dan juga kemungkinan terserang stroke.

Seperti kata pepatah mencegah lebih baik dari pada mengobati. Tetapi untuk penyakit seperti stroke dan kencing manis pepatah ini lebih tepat bila diganti menjadi mencegah harga mati. Tentunya bukan hal mudah bagi kita mengubah gaya hidup dalam sekejap apalagi kebiasaan makan.

Perubahan gaya hidup tak semudah membalikkan telapak tangan kita. Dibutuhkan kemauan yang besar dan juga faktor pendorong yang kuat untuk membuat itu terwujud. Kita dibesarkan dengan gula dan makanan manis seperti pelengkap hidup sehari-hari. Bahkan para remaja kita saat ini sudah terbiasa dengan makanan dan minuman yang terasa manis.

Sensus Penduduk 2020 menunjukkan hampir enam puluh persen penduduk Indonesia merupakan remaja. Modal besar ini harus digarap dengan baik agar terwujud angkatan kerja yang produktif (bonus demografi). Menguatkan remaja dengan mengurangi konsumsi makanan dan minuman manis juga sebuah strategi yang sangat baik dalam mempersiapkan masa depan bangsa ini.

Banyak remaja berpikir mumpung masih muda mereka tidak memperhitungkan apa yang mereka konsumsi dan juga tidak memiliki gaya hidup yang sehat. Mengubah gaya hidup seakan menjadi investasi wajib bagi setiap orang. Pemerintahpun tidak boleh meninggalkan peran dalam mempersiapkan masa depan bangsa melalui pengubahan gaya hidup secara sistematis sebelum semuanya terlambat.

Ajakan untuk hidup sehat tentunya bukan hanya ditujukan kepada remaja saja, akan tetapi semua kalangan dan semua golongan umur harus dirangkul. Bentuk edukasi yang tepat sesuai sasaran merupakan upaya agar risiko kesehatan dari gaya hidup yang salah dapat diserap oleh semua warga masyarakat.

Masyarakat harus bisa memilih mana gaya hidup yang akan berdampak positif bagi kesehatan mereka sendiri. Perubahan pengetahuan masyarakat akan membuat perubahan gaya hidup terjadi dan lebih terjaga lebih lama. Perubahan perilaku masyarakat yang lebih sehat akan menempatkan masyarakat pada kondisi yang lebih baik dalam mencegah peningkatan gula darah dan stroke.

Mencegah jumlah penderita stroke pada masyarakat tentunya akan mengurangi beban pemerintah dalam pelayanan kesehatan. Dengan pencegahan akan mengurangi munculnya penderita baru dan yang akhirnya dapat mengurangi biaya yang dibutuhkan untuk pengobatan dan perawatan pasca serangan stroke.

Keseriusan semua pihak dibutuhkan agar tidak bertambah penderita baru. Pemerintah ditantang keseriusan dan kejelian dalam memberikan program yang dapat menempatkan masyarakat lebih pasti dalam memilih gaya hidup yang lebih sehat.

Pengenaan cukai untuk makanan dan minuman manis merupakan suatu keharusan. Saatnya tunjukkan aksimu. Selain itu tentunya, upaya lain tetap dilanjutkan seperti penyediaan sarana dan prasarana juga dibutuhkan dalam mendukung gaya hidup yang lebih sehat. Ketersediaan tempat olahraga yang bisa diakses oleh masyarakat luas juga seakan menjadi kebutuhan yang sangat mendesak.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement