REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Partai Hanura Oesman Sapta Odang (OSO) bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (25/9/2023). Menurut OSO, dalam pertemuan tersebut dirinya hanya bercerita soal keinginan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) untuk menjajal kereta cepat Jakarta-Bandung.
"Saya cuma cerita-cerita kebetulan ketemu hari pers, pembukaan PWI di Bandung. Cerita itu rombongan PWI mau naik kereta cepat, cuma 29 menit Jakarta-Bandung, udah itu," ujar OSO.
Dalam pertemuan itu, OSO juga menyebut bahwa Jokowi sempat menanyakan soal kegiatan Partai Hanura.
"Hanura? Iya ada lah Bapak tanya itu Hanura sekarang lagi pergi ke daerah-daerah, iya betul, rupanya Bapak mengikuti. Ndak ada, Presiden gak pernah ngarah-ngarahin, orang lain pun gak pernah ngarah-ngarahin. Presiden gak pernah ngarahin, cerita yang lucu-lucu, ngobrolnya yang enak-enak, ketawa-ketawa, gak ada yang serius banget gitu," kata dia.
Kemudian, saat ditanya apakah ada pembahasan soal capres Ganjar Pranowo, OSO pun membantahnya.
"Ganjar Pranowo itu, kan saya mendukung. Secara langsung tidak, tapi, ya, gimana, ya, namanya juga politik, ya, kan. Kalau politik ini kan kadang-kadang kita gak bisa terlalu terbuka dengan Presiden, takutnya nanti saya salah," ujarnya.
Begitu juga terkait cawapres pendamping Ganjar, OSO menyebut tak dibahas dengan Jokowi. Ia menyerahkan kepada Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri terkait hal ini.
"Cawapresnya Pak Ganjar itu bukan bidangnya saya, cawapresnya Pak Ganjar itu terutama Bu Mega. Lantas kemudian mungkin dengan kerja sama politiknya dengan partai-partai pengusung bersama PPP, Pak Jokowi pasti akan bicara juga karena beliau dari PDIP. Tapi ga sampai ke situ kita bicaranya," kata OSO.