Selasa 19 Sep 2023 15:12 WIB

LSI Denny JA: Prabowo Unggul di NU, Anies Dominan di Muhammadiyah

Menurut LSI Denny JA, Prabowo tertinggi dipilih pemilih ormas Islam atau nonormas.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Erik Purnama Putra
Bakal calon presiden Prabowo Subianto, Anies Rasyid Baswedan, Ganjar Pranowo.
Foto: Ap/Adek Berry, Republika/Thody Badai
Bakal calon presiden Prabowo Subianto, Anies Rasyid Baswedan, Ganjar Pranowo.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- LSI Denny JA melakukan survei untuk melihat preferensi capres dari pemilih ormas Islam. Hasilnya, capres Prabowo Subianto dan Anies Rasyid Baswedan bersaing ketat di pemilih Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah.

Peneliti LSI, Ardian Sopa menjelaskan, dari pemilih berlatar belakang NU ada 36,2 persen memilih Prabowo dan ada 35,5 yang memilih Ganjar, serta 17,9 persen di Anies. Untuk pemilih Muhammadiyah, sebanyak 20,8 mencoblos Prabowo, 33 persen Ganjar, dan 45,2 persen memilih Anies.

Baca Juga

"Di NU Prabowo bersaing dengan Ganjar, unggul sangat tipis. Sedangkan, di Muhammadiyah, Anies unggul," kata Ardian dalam paparan survei di Jakarta, Selasa (19/9/2023).

Selain itu, LSI Denny JA turut mensurvei pemilih dari ormas Islam lain dan nonormas. Pemilih dari ormas lain, ada 29,8 persen memilih Prabowo, 14,5 persen mencoblos Ganjar, dan 19,9 persen memilih Anies.

Sedangkan, pemilih dari nonormas sebanyak 43,1 persen memilih Prabowo, 35,8 persen memilih Ganjar, dan 18,2 persen mencoblos Anies. Survei tersebut dilakukan kepada 1.200 responden pada periode 1-8 Agustus 2023.

Dari responden itu, sebanyak 56,9 pemilih menyatakan bagian dari NU dan 5,7 persen pemilih menyatakan bagian dari Muhammadiyah. Sedangkan, tiga persen menyatakan mereka merupakan pemilih dari ormas-ormas Islam lain. "Sedangkan, sebanyak 33,8 persen tidak tergabung dalam ormas apapun," ujar Ardian.

Dia menilai, survei itu penting, mengingat lebih dari 60 persen publik Muslim merupakan bagian organisasi terbesar Islam di Indonesia, yaitu NU dan Muhammadiyah. Namun, persepsi politiknya belum banyak ditangkap.

"Sejauh ini, penelitian mengenai NU dan Muhammadiyah, persepsi perilaku dan preferensi politiknya belum banyak digali," kata Ardian.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement