Selasa 19 Sep 2023 00:01 WIB

Ganjar Akui Dirinya Kader Partai Tapi Kondisi Itu Berbeda Saat Menjabat Jabatan Publik

Pernyataan Ganjar itu diutarakannya saat mengisi kuliah kebangsaan di UI.

Rep: Alkhaledi Kurnialam / Red: Andri Saubani
Mantan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo bersiap menyampaikan paparan saat kuliah kebangsaan di Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, Senin (18/9/2023). Kuliah kebangsaan tersebut bertajuk Hendak Kemana Indonesia Kita? Gagasan, Pengalaman dan Rancangan Para Pemimpin Indonesia.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Mantan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo bersiap menyampaikan paparan saat kuliah kebangsaan di Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, Senin (18/9/2023). Kuliah kebangsaan tersebut bertajuk Hendak Kemana Indonesia Kita? Gagasan, Pengalaman dan Rancangan Para Pemimpin Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK – Bacapres PDI Perjuangan Ganjar Pranowo mengatakan dirinya memang kader partai, tapi kondisi tersebut akan berbeda saat menjabat di jabatan publik. Pernyataan ini dikatakannya saat menjawab pertanyaan mahasiswa UI yang menanyakan apakah dirinya akan menjadi petugas partai atau rakyat saat menjabat presiden.

"Saya kader partai, tapi presiden bukan, gubernur bukan. Itulah melayani," jelas Ganjar Pranowo saat mengisi kuliah kebangsaan di FISIP UI Depok, Senin (18/9/2023).

Baca Juga

Menurutnya, seseorang harus membedakan kondisi saat memegang jabatan publik seperti gubernur atau presiden. Ia kemudian meminta untuk melihat rekam jejaknya sebagai pejabat publik untuk benar-benar menilai apakah ia menjadi petugas partai atau rakyat selama memimpin.

"Kita bisa membedakan ketika kita sedang berada di jabatan apa yang kita lakukan. Maka ketika Anda riset tentang saya, apakah yang saya lakukan? Adakah kemudian saya hanya berpihak kepada partai saya? Mungkin nyaris Anda tidak akan menemukan," katanya.

Ganjar Pranowo mengisi kuliah kebangsaan yang digelar FISIP UI bertemakan "Hendak ke mana Indonesia Kita? Gagasan, Pengalaman dan Rancangan Para Pemimpin Masa Depan," pada Senin (18/9/2023). Ia sempat diagendakan mengisi kuliah kebangsaan FISIP UI pada 11 September lalu, tapi kemudian dijadwal ulang karena berhalangan hadir.

Dekan FISIP UI, Prof. Semiarto Aji Purwanto mengatakan yang diundang pada kuliah kebangsaan FISIP UI bukan dalam kapasitas mereka sebagai calon presiden. Mereka diundang sebagai tokoh-tokoh yang memiliki pemikiran terhadap masa depan Indonesia.

“Tokoh tersebut kami undang berdasarkan kapasitasnya sebagai anak bangsa yang memiliki spektrum luas terhadap publik, dimana memiliki pemikiran dan pandangan terhadap masa depan Indonesia, bukan sebagai calon presiden,” ujarnya. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement