REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon presiden (capres) Prabowo Subianto dianggap tetap mendapatkan dukungan penuh dari para kiai dan alim ulama asal Provinsi Jawa Timur (Jatim). Hal itu lantaran Prabowo terus memelihara hubungan baik dengan para kiai yang ada di Jatim selama lebih dari tiga kali pemilu.
Pengamat politik Universitas Trunojoyo Madura, Surokim Abdussalam mengatakan, Prabowo terus menjaga hubungan baik dengan para kiai di Jatim. Hal itu bisa berimbas positif kepada tingkat elektabilitasnya jelang Pilpres 2024.
"Kedekatan-kedekatan Pak Prabowo dengan beberapa kiai di Jatim itu kan itu juga sudah terbangun hampir tiga pemilu, tentu ya masih punya pengaruh kuat itu," kata Surokim ketika dihubungi di Jakarta dikutip Senin (18/9/2023).
Kedekatan Prabowo dengan beberapa kiai yang ada di Indonesia khususnya di Jatim memang tidak perlu diragukan lagi. Maka dari itu, berkat kedekatan yang terjaga dengan baik, hal tersebut berdampak positif pada elektoral Prabowo menjelang Pilpres 2024, khusunya di wilayah Jatim. Berdasarkan hasil survei yang dilakukan Surabaya Research Syndicate (SRS), Prabowo menduduki peringkat pertama.
Prabowo sukses meninggalkan capres PDIP Ganjar Pranowo dan capres Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) Anies Rasyid Baswedan. Di dalam survei SRS periode 3-12 September 2023, Prabowo meraup suara sebesar 43,8 persen, Ganjar 39,7 persen, dan Anies 15,2 persen.
Kendati demikian, Surokim menyarankan, baik kubu Prabowo dan Ganjar sebaiknya mengambil cawapres terkait dengan kader Nahdlatul Ulama (NU). Hal itu guna mencegah langkah Ketua Umum DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Abdul Muhaimin Iskandar alias Cak Imin demi mendapatkan suara mayoritas Nahdliyin di Jatim.
"Tapi kalau seandainya kader NU tidak ada yang maju di posisi cawapres, apakah cawapresnya Pak Prabowo atau Ganjar, saya kira Cak Imin akan diuntungkan," kata Surokim