Sabtu 16 Sep 2023 22:05 WIB

Persiapan Matang, Prabowo Diyakini Lebih Siap Hadapi Pilpres 2024

Jelang Pilpres 2024, golongan undecided voters dan swing voter masih terlalu banyak.

Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto di Jalan Kertanegara, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (6/9/2023).
Foto: Republika/Thoudy Badai
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto di Jalan Kertanegara, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (6/9/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon presiden (Capres) Prabowo Subianto diyakini mempunyai persiapan yang lebih matang dalam menghadapi kontestasi Pilpres 2024. Prabowo yang sudah berpengalamandiangap lebih siap dalam menatap Pilpres 2024, dibandingkan kandidat capres yang lain. 

Pengamat Politik Universitas Trunojoyo Madura, Surokim Abdussalam menilaj, Prabowo sudah mempunyai pengalaman lebih banyak dalam mengikuti ajang pilpres pasti sangat diuntungkan. Menurut dia, hal itu lantaran Prabowo sudah menjaga hubungan baik dan menjaga komunikasi dengan para pendukungnya. 

Baca Juga

“Ya memang salah satunya Pak Prabowo me-maintenance para pendukungnya, karena kan kalau dilihat dari persiapan kan relatif yang sudah berkomunikasi sejak lama kan Pak Prabowo, karena sudah dari pemilu ke pemilu kan," kata Surokim ketika dihubungi di Jakarta, Sabtu (16/9/2023). 

Prabowo memang memiliki keunggulan dalam menghadapi kontestasi Pilpres 2024. Prabowo yang sudah mempunyai tabungan suara diyakini tidak akan kesulitan dalam mempertebal elektabilitasnya. 

Selain itu, kedekatan yang Prabowo bangun dengan beberapa pemuka agama di Jawa Tengah maupun Jawa Timur juga turut mendongkrak elektabilitasnya. Hal itu terekam dari hasil survei yang diadakan oleh Surabaya Research Syndicate (SRS) periode 3-12 September 2023. 

Dalam hasil survei tersebut, Prabowo mendapatkan angka elektabilitas tertinggi dengan raihan 43,8 persen. Kemudian, diikuti dengan perolehan dukungan yang didapatkan capres PDIP Ganjar Pranowo 39,7 persen. 

Di peringkat ketiga, ditempati capres Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) Anies Rasyid Baswedan dengan 15,2 persen. Kendati demikian, Surokim meyakini suara dukungan ketiga capres itu berpotensi terus naik menjelang pencoblosan pada 14 Februari 2024. 

Menurut Surokim, kondisi itu akibat pemilih di Indonesia yang masuk pada golongan undecided voters dan swing voter masih terlampau banyak. Tapi sekali lagi tipikal pemilih Indonesia khususnya yang undecided voters dan swing voter, itu kan jumlahnya relatif besar dan itu yang menjadi penentu menurut saya," ujar Surokim.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement