Sabtu 16 Sep 2023 00:43 WIB

Dubes Indonesia untuk Polandia Berbagi Inspirasi kepada Siswa Indonesia di Tokyo

Anita Lidya Luhulima merupakan alumni Sekolah Republik Indonesia Tokyo (SRIT).

Dubes Indonesia untuk Polandia, Anita Lidya Luhulima, berfoto bersama dengan sejumlah siswa kelas 12 SRIT di sela-sela waktu rehat sekolah, Kamis (14/9/2023).
Foto: Dok SRIT
Dubes Indonesia untuk Polandia, Anita Lidya Luhulima, berfoto bersama dengan sejumlah siswa kelas 12 SRIT di sela-sela waktu rehat sekolah, Kamis (14/9/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Duta Besar Indonesia untuk Polandia, Anita Lidya Luhulima, membagikan inspirasi kepada seluruh siswa Sekolah Republik Indonesia Tokyo (SRIT), Kamis (14/9/2023) lalu. Kedatangannya di sela-sela cuti tugas sebagai wakil diplomatik tertinggi Indonesia di Polandia adalah untuk bernostalgia, mengingat masa kecil dan remaja saat bersekolah di SRIT. 

"Senang sekali bisa melihat kembali SRIT dengan kondisi yang terawat serta para siswa yang penuh semangat. Dulu, saya mengenyam pendidikan di sini pada jenjang sekolah dasar dan sekolah menengah atas," ungkapnya di hadapan para peserta didik SRIT yang menyimak paparan dengan sangat antusias, seperti dalam siaran persnya.

Menurutnya, dalam sesi berbagi, para siswa Indonesia yang sedang berada di luar negeri harus senantiasa mengingat, bahkan memelihara akar budayanya. Mempraktikkan bahasa Indonesia, sebagai produk budaya, adalah salah satunya. 

Meski para siswa piawai berbahasa asing, katanya, mereka juga harus mampu menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Para peserta didik harus bisa mengimbangi kemampuan bahasa asing dengan keterampilan bahasa Indonesia.

Ia juga mengingatkan kepada para siswa agar semangat dalam belajar dan senantiasa bersabar saat mulai meniti karier. Selain itu, mereka juga harus melaksanakan tugas sebaik-baiknya apabila ingin mencapai keberhasilan. 

"Kuncinya belajar, bersabar, dan lakukan tugas semaksimal mungkin," katanya merespons pertanyaan siswa perihal cara menjadi diplomat yang ulung. 

Selain berbincang dengan para siswa, Anita juga berkesempatan untuk berkeliling sekolah. Ia masuk ke salah satu kelas yang pernah ditempatinya saat berstatus siswa sekolah menengah atas.

"Saya seperti kembali ke masa sekolah dulu karena kondisi bangunan SRIT tidak terlalu banyak berubah," ucapnya. 

Lebih lanjut, Anita menyampaikan pesan kepada para siswa agar selalu menjaga hubungan baik dan komunikasi selepas lulus. Sebab, akunya, sampai saat ini, ia masih berinteraksi dengan teman semasa sekolah menengah atas di SRIT dan merasa kian kompak. 

"SRIT itu menyenangkan dan semua insan di dalamnya sangat baik," ungkapnya kepada para siswa kelas 12 di sela-sela waktu rehat. 

Salah satu siswa kelas 8, Randy Farrel Abqori Setiyanto, mengaku takjub karena ada lulusan SRIT yang menjadi duta besar. Ia merasa termotivasi untuk belajar dengan giat dan berdisiplin dalam segala hal. 

Peserta didik lain, Angela Miyuki Lenirose P, juga kagum atas pencapaian alumni SRIT. Rupanya, kata Angela, perempuan juga bisa menjadi seorang duta besar atau perwakilan tertinggi pemerintah Indonesia di luar negeri. 

Kesan baik juga disampaikan Shakila Hiroko Munir yang kian menyadari bahwa tinggal di luar negeri tidak berarti kemudian abai dengan akar budaya Indonesia. Ia merasa makin yakin kalau keterampilan berbahasa Indonesia, selain bahasa asing, juga penting untuk terus ditingkatkan. 

Kepala SRIT, Ari Driyaningsih, menyambut baik kunjungan Duta Besar Indonesia untuk Polandia ke Sekolah Republik Indonesia Tokyo. Ia juga mengucapkan rasa terima kasih atas perkenannya menyampaikan inspirasi kepada para peserta didik. 

"Saya yakin, momen ini akan berkesan bagi seluruh siswa yang turut hadir di aula olahraga sambil terus berharap, semoga pesan baik yang disampaikan oleh Ibu Anita selalu diingat oleh para siswa dan dipraktikkan," ujarnya. 

Anita bersama dengan empat saudara kandungnya yang juga pernah bersekolah di SRIT menyapa siswa dan merespons banyak pertanyaan yang diajukan mereka. Ia tampak senang dan menikmati suasana aktif dan penuh keakraban yang ada di SRIT.

"Semua siswa di sini berani angkat tangan dan mengajukan pertanyaan," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement