REPUBLIKA.CO.ID, LOMBOK TENGAH -- Desa Wisata Budaya Setanggor Kecamatan Praya Barat, menjasi satu dari tiga wakil NTB pada ajang Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) di 75 besar tahun. Dan, satu-satunya wakil Kabupaten Lombok Tengah (Loteng).
Dengan persiapan yang sudah cukup lama, Desa Setanggor optimis bisa melangka lebih jauh lagi pada ajang tahunan yang digelar Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) ini.
“Desa Setanggor salah satu desa wisata andalan kita. Dan, merupakan satu dari sekian banyak desa wisata yang jadi contoh pengembangan desa wisata di Loteng,” kata Bupati Loteng HL Pathul Bahri SIP saat menerima tim penilaian ADWI 2023, di Desa Setanggor dalam keterangannya yang diterima Republika.co.id, Rabu (13/9/2023).
Keberhasilan masuk 75 besar pada ajang ADWI tahun ini tentu jadi pencapaian yang sangat bagus. Pihaknya pun optimis Desa Setanggor bisa masuk ketahap lebih jauh lagi pada ajang ini. Pencapaian yang tentunya akan semakin menambah semangat dalam mengembangkan desa wisata. Termasuk juga bisa menambah motivasi desa-desa wisata lainya yang ada di Loteng.
Tidak kalah penting, pengembangan desa wisata bukan hanya bicara soal lomba saja. Tetapi lebih dari itu, pengembangan desa wisata merupakan salah satu upaya mendorong kemajuan dunia pariwisata di daerah. Sekaligus cara mengerakkan dan menumbuhkan perekonomian di desa.
“Kalau desa wisata sudah maju dan berkembangan, akan banyak sektor yang bisa merasakan manfaatnya. Minimal bisa mengerakkan dan menumbuhkan usaha kecil di desa wisata itu sendiri,” ucap Pathul.
Ditempat yang sama, Direktur Tata Kelola Destinasi Kemenparekraf Indra Ni Tua mengaku, potensi desa wisata Setanggor sangat luar biasa. Tinggal sekarang bagaimana mengemas dan mengelola potensi yang ada tersebut dengan maksimal. Sehingga, pada akhirnya nanti bisa memberikan manfaat yang besar bagi kemajuan desa dan pariwisata daerah secara lebih luas lagi.
“Sebagai desa wisata berbasis budaya, tentu itu potensi yang luas biasa untuk dikembangkan menjadi desa wisata. Tinggal sekarang bisa terus konsisten dan mempertahankan apa yang menjadi ciri khas desa wisata kita,” tandasnya.
Dengan kata, ketika mengembangkan desa wisata fokuslah pada potensi yang dimiliki. Tidak perlu harus mengikuti atau harus sama dengan desa lain. Justru dengan semakin beragamnya jenis desa wisata, tentu itu bisa menjadi nilai tambah tersendiri bagi ini untuk bisa memikat wisatawan supaya mau datang berkunjung.
“Jangan desa-desa wisata ini justru kesannya saling bersaing satu dengan yang lain. Tapi justru bersinergi dan saling dengan potensi yang dimiliki masing-masing,” ujar Indra.