Selasa 12 Sep 2023 23:19 WIB

Pemkot Jaktim Optimistis Mampu Zero Stunting Tahun Depan

Pemkot Jaktim optimistis mampu nol stunting atau zero stunting pada 2024 mendatang.

Petugas kesehatan melakukan pemeriksaan kepada seorang balita pada acara penyuluhan pengentasan stunting. Pemkot Jaktim optimistis mampu nol stunting atau zero stunting pada 2024 mendatang.
Foto: Dok Republika
Petugas kesehatan melakukan pemeriksaan kepada seorang balita pada acara penyuluhan pengentasan stunting. Pemkot Jaktim optimistis mampu nol stunting atau zero stunting pada 2024 mendatang.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Timur optimistis melalui Rembuk Stunting 2023, kasus stunting atau tengkes di wilayah tersebut turun dan pada 2024 tercapai nol (zero) stunting.

"Rembuk Stunting ini dalam rangka menekan angka stunting di wilayah Jakarta Timur," kata Wali Kota Jaktim Muhammad Anwar saat membuka kegiatan tersebut di Ruang Pola Kantor Wali Kota Jakarta Timur (Jaktim), Selasa.

Baca Juga

Dari kegiatan yang dihadiri Forum Koordinasi Pimpinan Kota (Forkopimko) itu diharapkan Pemerintah Kota (Pemkot) Jaktim dapat melakukan pemetaan dan analisis situasi untuk mencapai tujuan percepatan dan penurunan stunting yang ditargetkan di tahun 2024 nol (zero) kasus stunting.

Mengusung tema "Perkuat Komitmen dan Sinergitas Menuju Zero Stunting di Jakarta Timur" kegiatan tersebut dirangkai dengan penandatanganan komitmen percepatan dan penurunan jumlah balita stunting.

Menurut Anwar, pelaksanaan Rembuk Stunting ini merupakan aksi konvergensi tahun keempat. Hal itu sejalan dengan gerakan nasional percepatan perbaikan gizi yang mengamanatkan pembentukan sumber daya manusia yang sehat, cerdas dan produktif.

"Tentunya ini menjadi kewaspadaan bagi kita semua. Jangan sampai di akhir 2023 nanti, ada peningkatan angka pravelensi stunting di Jakarta Timur," katanya.

Namun demikian, Anwar mengimbau agar visi- misi tugas pokok dan fungsi masing-masing Unit Kerja Pemerintah Daerah (UKPD), camat dan lurah serta para pemangku kepentingan dapat terus berkolaborasi untuk menyelesaikan stunting.

Kasus stunting merupakan PR (pekerjaan rumah) bersama, baik dari mengubah Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), asupan gizi dan air bersihnya merupakan tugas bersama. "Kita optimistis di akhir 2023 Kota Jakarta Timur dapat cepat menurunkan stunting," kata Anwar.

Dalam menekan kasus stunting, Pemkot Jaktim juga melibatkan dunia usaha. Kerja sama itu dibangun dengan beberapa pihak dunia usaha, mulai dari Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) maupun pihak swasta yang berada di Jakarta Timur.

"Kolaborasi ini diharapkan dapat menangani kasus balita terindikasi stunting di Jakarta Timur jauh lebih baik," tuturnya.

Program yang dijalankan dalam kerja sama itu berupa pemberian menu makanan rekomendasi Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Timur. Tujuan program ini untuk menaikkan tinggi dan berat badan balita.

Makanan bergizi akan diberikan ke anak terindikasi stunting di seluruh kecamatan di Jakarta Timur selama tiga bulan berturut-turut. Selanjutnya akan dilakukan evaluasi setiap bulan untuk memonitor perkembangan merekam.

"Kita harapkan mereka (dunia usaha) akan sanggup memberikan makanan selama tiga bulan, setiap bulan kita lakukan evaluasi," katanya.

Pemerintah Kota (Pemkot) Administrasi Jakarta Timur menargetkan angka stunting atau tengkes bisa turun di bawah 14 persen dengan berbagai program. Saat ini untuk Jakarta Timur masih di angka 14,4 persen dan ditargetkan nol persen di 2024.

Secara umum untuk di Provinsi DKI Jakarta, kasus stunting di Jakarta Timur (Jaktim) masih di bawah angka Provinsi DKI Jakarta yang mencapai 14,8 persen.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement