Jumat 08 Sep 2023 17:35 WIB

Komunitas Anak Muda Kota Medan Dukung Wacana Capres Muda Alternatif

Capres alternatif jadi jawaban atas kanal politik yang dikuasai oleh oligarki.

Diskusi komunitas anak muda di Kota Medan, Provinsi Sumut, mengusulkan capres muda alternatif pada 2024.
Foto: Istimewa
Diskusi komunitas anak muda di Kota Medan, Provinsi Sumut, mengusulkan capres muda alternatif pada 2024.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dukungan terhadap munculnya calon presiden (capres) alternatif 2024 mendapat dukungan di kalangan anak muda berbagai daerah. Usai muncul suara di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, kali ini gagasan tersebut disuarakan kelompok muda dari Kota Medan, Sumatra Utara (Sumut).

Ketua DPD KNPI Sumut, Samsir Pohan menyampaikan, sudah sewajarnya publik, khususnya anak muda kritis, merasa jenuh dengan dominasi perpolitikan nasional. Hal itu lantaran dunia politik masih dipegang kelompok elite itu-itu saja. Munculnya wacana gerakan alternatif dan kritis dari kalangan anak muda adalah lazim jika merujuk tradisi dan historis partisipasi politik anak muda di Indonesia.

"Nah gerakan capres alternatif ini harus ditempatkan sebagai momentum isu bersama yang menjadi semacam vitamin untuk mengoreksi kehidupan politik yang artifisial, konfliktual dan drama, polarisasi identitas dan penuh egoisme elite ala politik lama," ucap Samsir dalam siaran di Jakarta, Jumat (8/9/2023).

Menurut Samsir, sudah saatnya anak muda hari ini mengambil sikap. Hal itu seiring dengan tumbuhnya kesadaran politik dan kepemimpinan adalah juga tanggung jawab anak muda, yang merupakan populasi terbesar di Indonesia.

"Tantangannya adalah anak muda harus berani menjawab zaman, mengonsolidasikan isu-isu riil anak muda, dan memajukan aspirasi yang solid, dan bukan agenda elite," ujarnya dalam diskusi bertema 'Sekolah Kebangsaan Pemuda Indonesia' di Kota Medan, Kamis (7/9/2023).

Samsir mendukung gagasan dari komunitas anak muda Sumedang, yang mengusulkan gerakan moral politik mendukung capres alternatif, yaitu tokoh dan pegiat kepemimpinan anak muda bernama Dimas Oky Nugroho. "Saya pikir, meskipun ini anggaplah sebuah gerakan moral, atau satire politik, namun gagasan Komunitas Anak Muda Satu Suara ini merupakan usulan serius."

Co-Founder SKPI Fuad Ginting menilai, gerakan dan suara alternatif yang mengusung gagasan politik alternatif, termasuk capres alternatif, harus menjadi jawaban atas kanal politik yang dikuasai oleh oligarki. Anak muda dan kalangan intelektual harus punya gagasan kritis sebagai penyeimbang.

"Jadi gerakan capres alternatif suara anak muda ini bisa menjadi semacam kekuatan kelompok penekan yang dapat memberikan dampak secara elektoral dan itu dibangun di luar struktur politik, dikonsolidasikan dan ditawarkan kepada rakyat," kata eks Ketua PSI Sumut tersebut.

Sebagai tokoh politik anak muda, Fuad tidak terkejut dengan kemunculan dan mengapresiasi usulan nama Dimas Oky sebagai capres muda alternatif. Menurutnya Dimas, sosok intelektual yang paham isu kenegaraan dan kerap membersamai pergerakan anak muda secara nasional.

"Artinya Bang Dimas dinilai punya kemampuan untuk mengumpulkan suara-suara alternatif ini, yang sudah muak dengan permainan elite-elite politik. Dan ini bisa menjadi gelombang besar berupa kekuatan politik untuk ditawarkan," ujar pengajar FISIP Universitas Sumatera Utara tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement