Rabu 06 Sep 2023 23:49 WIB

Harga Beras Melambung, Pengecer Gigit Jari Pelanggan Berkurang 

Pengecer beras berharap Pemerintah bisa menstabilkan harga beras sehingga stabil

Rep: Co2/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Beras yang dijual di pasar tradisional (ilustrasi)
Foto: Archaiva Raihanah Azzahra
Beras yang dijual di pasar tradisional (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Dadang (32) salah satu pengecer beras di Pasar Legi Kota Solo harus ikhlas kehilangan sejumlah pelanggannya usai harga beras mengalami kenaikan. 

Dadang mengungkapkan sekitar 2 pekan lalu, harga beras medium masih dihargai sekitar delapan ribu lima ratus. Namun, kini harga beras melambung naik di kisaran harga 11 ribu per Kg-nya. 

"Beras ecer Rp 13.500 medium, barangnya gak begitu bagus karena katanya tidak panen, berasnya susah," kata Dadang, Rabu (6/9/2023). 

Pihaknya mengungkapkan sebelum ada kenaikan dapat menjual beras sekitar 2-3 kwintal. Namun, sejak ada kenaikan ia hanya berhasil menjual setengahnya. 

"Pengaruh banget agak sepi jadinya, penjualannya jadi turun setengah dari biasanya," katanya. 

Pihaknya juga mengaku ada pelanggannya yang pergi karena kenaikan tersebut. Kebanyakan pelanggannya juga mengeluh atas kenaikan tersebut. 

"Ya semua ngeluh, ada yang pindah langganan, padahal (harga beras di semua tempat) naik semua, (kebanyakan) tanya kenapa berasnya naik," katanya. 

Pihaknya berharap agar segera ada langkah dari pemerintah agar harga beras stabil di pasaran dan dapat memicu daya beli masyarakat. "Ya harapannya semua stabil ngak ada kenaikan ngak ada pergantian harga biar yang beli semangat. la ini apa apa naik tapi daya beli turun ya jadi semua susah daya belinya berkurang banyak," katanya. 

Hal senada juga diungkapkan pengecer beras lainnya, Tri Wahyuni (58) ia mengatakan sekarang menjual beras medium dengan harga 11 ribu per kg nya. Namun, sebelum kenaikan ia mengatakan harga beras paling murah ada di kisaran harga Rp 8.500 per Kg-nya. 

"Sekitar dua Minggu yang lalu harganya masih Rp 8.500 an, sekarang dapat berasnya Rp 10.300 dan jualnya Rp 11 ribu," katanya. 

Tri mengaku terpaksa mengurangi stok yang biasa dibeli. Pasalnya, ia takut harga beras anjlok ketika membeli beras di harga tinggi. 

"Ya gimana ya, kan harusnya modal (buat beli beras) bisa buat beli yang lain tapi jadi ngak bisa, jadinya putaran uang kurang cepet. Ya jadinya saya ngurangin jualannya, takutnya kalau beli banyak nanti harganya jatuh," katanya. 

Sementara itu, Heri Sudiarto (60) warga Punggawan, Banjarsari, Solo mengaku kenaikan harga beras cukup terasa. Ia mengatakan biasa membeli beras seharga 10 ribu namun kini per Kg nya dihargai sekitar 13 ribu. Ia pun memutuskan mengurangi pasokan beras yang biasa dikonsumsi. 

"Kalau bisa yang terjangkau seperti dulu lagi, Ya pengaruh (naiknya harga beras) masalahnya kan bahan pokok harusnya kan itu yang nomer satu untuk masyarakat, ya harapannya harganya kembali seperti dulu," katanya. 

"Misalnya kalau buat ibu rumah tangga kan pengaruh 3000 ribu itu kan bisa buat beli bumbu dan lain lain. itu baru beli 1 Kg kalau belinya 5 kg kan jadi 15 ribu itu, kan terasa sekali," katanya.  

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement