Kamis 31 Aug 2023 23:38 WIB

Embrio Center, Pusat Kolaborasi Agribisnis Petani Milenial Binaan PPIU Jatim

Embrio Center bawa semangat untuk memajukan pertanian modern berkelanjutan.

Direktur Polbangtan Malang, Setya Budhi Udrayana dan Project Manager PPIU Jatim, Acep Hariri di Embrio Center di Kecamatan Dampit bersama petani milenial Kabupaten Malang, Jatim Timur.
Foto: dok istimewa
Direktur Polbangtan Malang, Setya Budhi Udrayana dan Project Manager PPIU Jatim, Acep Hariri di Embrio Center di Kecamatan Dampit bersama petani milenial Kabupaten Malang, Jatim Timur.

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG - Kementerian Pertanian RI, khususnya Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) terus berupaya untuk menciptakan generasi pertanian yang maju, mandiri, modern. Guna mendukung hal tersebut, Kementan menggandeng International Fund for Agriculture Development (IFAD) dalam program regenerasi pertanian.

Program Youth Enterpreneurship And Employment Support Services (YESS) merupakan program kerja sama Kementan dengan International Fund of Agriculture Development (IFAD) yang bertujuan regenerasi pada sektor pertanian. 

Program YESS melalui sejumlah program seperti Pelatihan, Penumbuhan Wirausahawan Muda Pertanian (PWMP), Pemagangan dan Hibah Kompetitif, diharapkan ke depan, mendorong lahirnya generasi pertanian yang tangguh dan mandiri sebagai langkah konkret regenerasi sektor pertanian Indonesia terus diupayakan melalui berbagai inisiatif. 

Upaya tersebut ditempuh salah satunya melalui Embrio Center, wadah bagi poros kegiatan agrobisnis petani milenial Kabupaten Malang, Jawa Timur, di Kecamatan Dampit dan sekitarnya di bawah koordinasi Polbangtan Malang selaku Provincial Project Implementation Unit (PPIU) Jatim.

Hal itu sejalan arahan Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo untuk terus memfasilitasi generasi milenial tumbuh menjadi petani milenial dan wirausahawan pertanian sukses, dengan memfasilitasi generasi muda agar terjun menjadi petani milenial wirausahawan pertanian.

"Kita fasilitasi mereka. Kita tingkatkan pengetahuan dan kemampuan mereka melalui pelatihan. Kita manfaatkan teknologi, Alsintan, jejaring hingga jejaring pemasaran. Kita ubah pola pikir generasi muda bahwa pertanian itu keren dan hebat,” tegas Syahrul.

Sementara itu, Kepala BPPSDMP Kementan Dedi Nursyamsi menjelaskan dua kunci utama pelaksanaan Program YESS. Pertama, program YESS hadir untuk meningkatkan kapasitas pemuda di pedesaan melalui pendidikan dan pelatihan untuk menjadi agen pembangunan pertanian. 

Kedua, sasaran Program YESS yakni generasi milenial harus memiliki jiwa kewirausahaan dari hulu ke hilir,” katanya. 

Dalam kunjungan pada Balai Penyuluhan Pertanian (BPP)  Kecamatan Dampit, Dampit, Kamis (31/8), Direktur Polbangtan Malang Setya Budhi Udrayana dan Project Manager PPIU Jatim Acep Hariri merasakan semangat kolaboratif dalam upaya mewujudkan pertanian modern dan berkelanjutan melalui Embrio Center binaan PPIU Jatim.

Acep Hariri menguraikan tentang pentingnya membangun ekosistem yang mempermudah penjaringan teknologi dan informasi dunia pertanian. Dengan kemudahan tersebut, petani milenial dapat  mengadopsi teknologi terkini, untuk mengoptimalkan usaha tani dan nilai jual lebih baik.

"Pelatihan proposal bisnis, bertujuan melatih peserta merencanakan usaha dengan visi jangka panjang, sekitar lima hingga 10 tahun ke depan bagi pertanian berkelanjutan dan terus menghasilkan manfaat," katanya.

Menurut Acep Hariri, upaya tersebut sejalan semangat keberlanjutan yang menjadi fokus utama pertanian modern. Program YESS menciptakan konektivitas dengan para pemangku kepentingan bagi terciptanya peluang kolaborasi.

Direktur Polbangtan Malang Setya Budhi Udrayana mengungkapkan keyakinannya bahwa semua pihak memiliki potensi tumbuh dan berkembang di Embrio Center melalui pendekatan interaktif yang didorong semangat kolaborasi, munculnya ide-ide segar dan usahatani yang lebih baik.

"Konsep chemistry atau kecocokan antar individu dan kelompok, jika kecocokan terjalin melalui komunikasi intens maka peluang pasar dengan membangun jejaring bisnis akan terbuka lebar," kata Udrayana yang akrab disapa Uud.

Menurut Uud, potensi Embrio Center sebagai tempat berkumpul, tidak hanya aspek pertanian, juga kegiatan sehari-hari seperti "ngopi sambil bicara transaksional" ditekankan sebagai cara memperkuat ikatan kolaboratif.

"Pelatihan proposal bisnis sebagai langkah meningkatkan kesadaran bagi petani milenial menghadapi pasar yang kompetitif. Upaya branding juga penting dalam ekosistem pertanian, dengan membangun citra komoditas," katanya.

Uud menambahkan, petani milenial tidak perlu bersaing, tetapi bersanding memajukan sektor pertanian, karena dalam kolaborasi, mereka dapat merancang usaha yang memiliki orientasi profit yang berkelanjutan.

"Pentingnya masukan dari berbagai perspektif memperbesar nilai tambah dan peluang pasar. Dukungan dari BPP sebagai basecamp bagi diskusi teknis dan manajemen usaha, sehingga akan menjadi pusat inovasi dan kolaborasi, mendorong pertumbuhan pertanian berkelanjutan," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement