Kamis 31 Aug 2023 04:33 WIB

Limbah Nuklir Fukushima di Samudera Pasifik, Perlukah Indonesia Khawatir?

Indonesia harus monitoring kondisi perairan laut secara berkala.

 Pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima , Jepang. Ilustrasii.
Foto:

Apabila  berbicara mengenai pembangkit listrik tenaga nuklir, ingatan kita akan kembali kepada tragedi kemanusiaan berupa bencana Chernobyl yang berlangsung pada tanggal 26 April 1986 di Chernobyl Ukraina, yang saat itu masih menjadi bagian dari  Uni Soviet.

Debu radioaktif kemudian tersebar ke kawasan Uni Soviet bagian barat dan Eropa. Debu radioaktif disebarkan oleh angin melalui Belarusia Rusia, dan Ukraina, dan segera mencapai hingga Prancis dan Italia barat.

Imbasnya, jutaan hektare hutan dan lahan pertanian terkontaminasi dan meskipun ribuan orang dievakuasi, ratusan ribu hektare tetap berada di daerah yang terkontaminasi. Selain itu, pada tahun-tahun berikutnya banyak hewan ternak lahir dalam kondisi cacat.

Sementara dampaknya kepada manusia, beberapa orang yang menderita penyakit akibat terpapar radiasi. 

Saat ini kekhawatiran atas dampak dari paparan radioaktif tersebut masih belum pudar. Maka itu, wajar apabila banyak negara yang merasa kuatir dengan paparan limbah radioaktif yang dibuang ke Samudera Pasifik. Apalagi dari segi jumlah, limbah yang dihasilkan oleh Pembangkit istrik Tenaga Nuklir Fukushima berada dalam skala yang sangat besar yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Sebanyak lebih dari satu juta metrik ton air radioaktif dari PLTN dialirkan ke Laut Pasifik. Air tersebut disuling setelah terkontaminasi akibat kontak dengan batang bahan bakar di reaktor, yang hancur akibat gempa bumi dan tsunami tahun 2011.

Tangki di lokasi tersebut menampung sekitar 1,3 juta ton air, cukup untuk mengisi 500 kolam renang ukuran Olimpiade. Selanjutnya, bagaimana dampak dari pembuangan limbah Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir bagi biota laut dan manusia?

Baca selengkapnya tulisan di halaman selanjutnya... 

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement