REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) secara resmi memulai Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Pemilu 2024. Namun, Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar, malah meminta PKB fokus ke Pileg terlebih dulu.
"Untuk rakornas kali ini tidak perlu mengevaluasi dulu kinerja persiapan Pilpres 2024 karena dinamikanya masih sangat berkembang," kata Muhaimin.
Muhaimin menyampaikan, saat ini hampir bisa dipastikan koalisi-koalisi untuk Pilpres 2024 terbagi menjadi tiga poros. Walaupun, ia membenarkan, situasi bisa saja berubah karena dinamika politik yang terbilang tinggi.
Apalagi, ia mengingatkan, untuk Pemilu 2024 pemilu muda merupakan jumlah mayoritas. Karenanya, Muhaimin meminta kader-kader PKB mendekati pemilih muda yang rata-rata memilih berdasarkan informasi akurat terkait caleg.
Ia turut menyarankan Rakornas PKB melakukan evaluasi terhadap seluruh kinerja dan kerja-kerja persiapan untuk Pemilu 2024. Termasuk, dirinya sebagai ketum agar mendapatkan masukan berbagai alternatif cara kerja.
Meski begitu, ia mengaku cukup senang melihat elektabilitas PKB terkini. Sebab, survei Litbang Kompas periode 27 Juli-7 Agustus 2023 menunjukkan PKB mampu menempati posisi tiga, bahkan menyalip Golkar dan Demokrat.
PKB meraih elektabilitas sebesar 7,6 persen, naik 2,1 persen dibanding elektabilitas yang dicatatkan periode Mei 2023. Bahkan, elektabilitas ini jadi yang tertinggi diraih PKB sejak survei periode Januari 2015.
"Kalau pemilu dilaksanakan hari ini kita sudah pada posisi ketiga, tiga besar dalam peserta Pemilu 2024," ujar Wakil Ketua DPR RI tersebut.
Pendaftaran capres dan cawapres sendiri dijadwalkan pada 19 Oktober-25 November 2023. Dengan total 575 kursi di parlemen, capres dan cawapres kontestan Pilpres 2024 harus memiliki dukungan minimal 115 kursi DPR RI.
Sesuai UU 7/2017, kontestan pilpres harus meraih minimal 20 persen kursi DPR atau 25 persen suara sah pada pileg sebelumnya. Dapat pula diusung parpol atau gabungan parpol dengan perolehan suara minimal 34.992.703 suara.