REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Terdapat kenaikan kasus infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) terhadap Balita di DKI Jakarta. Hal ini diungkapkan oleh Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono.
"Iya ada kenaikan. Tapi tetap ditangani oleh Puskesmas tapi ISPA nya kan masih ringan," kata Heru di Balai Kota DKI, Jakarta Pusat pada Selasa (29/8/2023).
Kemudian, ia menjelaskan data dari Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin terdapat kenaikan ISPA sebesar 24 sampai 31 persen, khususunya balita.
Dengan ini, Heru mengimbau anak-anak menggunakan masker saat pergi keluar rumah. "Jadi, kami mengimbau anak-anak kecil kalau bisa keluar rumah bisa menggunakan masker," kata dia.
Sebelumnya diketahui, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengungkapkan, hasil data pemantauan yang dilakukan dalam enam bulan terakhir menunjukkan terjadinya peningkatan kasus infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) di Jabodetabek. Data tersebut berasal dari laporan yang dilakukan oleh Puskesmas maupun rumah sakit di wilayah Jabodetabek.
"Hasil data pemantauan yang dilakukan dalam enam bulan terakhir menunjukkan, terjadi peningkatan kasus ISPA yang dilaporkan di Puskesmas maupun di rumah sakit Jabodetabek. Di mana, untuk wilayah DKI Jakarta mencapai 100 ribu kasus/bulan," kata Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes, Maxi Rein Rondonuwu, dalam keterangan pers, Senin (28/8/2023).
Untuk mengatasi persoalan itu dari sisi kesehatan, pihaknya terus melakukan sejumlah upaya. Selain dengan mengajak masyarakat menerapkan 6M dan 1S, Kemenkes juga melakukan pemantauan secara real time kasus ISPA yang terjadi di Puskesmas Jabodetabek dan juga kasus Pneumonia yang terjadi di rumah sakit.
Selain itu juga telah dibentuk Komite Penanggulangan Penyakit Pernapasan dan Dampak Polusi Udara. “Kita juga inventarisir rumah sakit yang bisa lakukan penanganan pneumonia khususnya di Jabodetabek,” kata Maxi.