Kamis 24 Aug 2023 15:02 WIB

Solusi Polusi Udara, Pakar: Ganjil Genap Jabodetabek Diterapkan Setiap Hari

Penerapan ganjil genap setiap hari bisa dilakukan selama dua bulan.

Mobil kepolisian menyemprotkan air di kawasan Bundaran HI, Jakarta, Rabu (23/8/2023). Penyemprotan di sekitar jalan protokol tersebut sebagai upaya untuk membersihkan debu-debu yang bertebaran di jalanan akibat polusi udara.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Mobil kepolisian menyemprotkan air di kawasan Bundaran HI, Jakarta, Rabu (23/8/2023). Penyemprotan di sekitar jalan protokol tersebut sebagai upaya untuk membersihkan debu-debu yang bertebaran di jalanan akibat polusi udara.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat tata kota Universitas Trisakti Nirwono Yoga menyarankan penerapan ganjil genap setiap hari bagi kendaraan di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) untuk menjaga kualitas udara di daerah ini. "Saat ini kondisi darurat udara buruk, penerapan ganjil genap Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) harus dilakukan setiap hari selama satu sampai dua bulan," kata Yoga saat dihubungi di Jakarta, Rabu (24/8/2023).

Yoga menambahkan, nantinya setelah dilakukan beberapa hari, ganjil genap bisa dilaksanakan pada hari kerja menyesuaikan evaluasi kondisi kualitas udara. Tentunya, kata dia, hal ini berlaku untuk seluruh mobil dan motor listrik baik yang berbahan bakar minyak fosil maupun listrik. Selain ganjil genap, menurut dia perlu adanya penerapan rekayasa lalu lintas bagi masyarakat yang membawa kendaraan motor maupun mobil.

Baca Juga

"Rekayasa mulai dari pemberlakuan satu arah pada jam sibuk, penerapan jalan berbayar elektronik, parkir elektronik progresif, peniadaan parkir liar dan parkir tepi jalan," ujarnya. 

Dia mengaku turut mendukung adanya kebijakan bekerja dari rumah (work from home/WFH) yang diterapkan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta saat ini. Namun, kata dia, sebaiknya harus diberlakukan kepada semua masyarakat agar hasil lebih signifikan.

"Tidak hanya ASN, tapi juga pihak swasta yang tidak melayani langsung masyarakat dan warga Bodetabek yang bekerja ke Jakarta," katanya.

Swasta yang dimaksud yakni sejumlah pegawai rumah sakit yang tidak langsung melayani masyarakat, bengkel, petugas kebersihan serta anak sekolah rentan terhadap polusi udara. "Ganjil genap dan WFH merupakan langkah strategi jangka pendek pemerintah," ujarnya.

Sedangkan untuk jangka panjang menangani polusi udara yakni menanam pohon hingga membangun taman. Berdasarkan data Dishub DKI pada 21 Agustus 2023 tercatat volume lalu lintas sejumlah 6.954.805 kendaraan per hari. Angka tersebut meningkat 1,34 persen (92.162 kendaraan) dibandingkan 14 Agustus dengan volume lalu lintas sebesar 6.862.643 kendaraan per hari.

"Peningkatan volume kendaraan pada 21 Agustus karena adanya kegiatan masyarakat sehingga terjadi peningkatan volume lalu lintas," kata Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta Syafrin Liputo.

Lalu, pada 22 Agustus 2023 volume lalu lintas sebanyak 6.541.706 kendaraan per hari atau menurun sebesar 4,69 persen (berkurang 321.787 kendaraan) jika dibandingkan 15 Agustus dengan volume lalu lintas sebanyak 6.863.493 kendaraan per hari.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement