REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Bakal Calon Presiden (bacapres) yang diusung PDIP, Ganjar Pranowo menanggapi santai terkait tantangan debat yang diajukan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Indonesia (UI). Menurutnya tahapan debat capres Pilpres 2024 belum dimulai.
"Debat opo? Sabar, wong belum apa-apa kok debat," kata Ganjar di UGM, Selasa, (22/8/2023). Ia meminta semua pihak untuk bersabar. "Sabar," ucap gubernur Jawa Tengah itu.
Pascaputusan MK yang memperbolehkan capres kampanye di kampus, Ketua BEM UI Melki Sedek Huang mengajak semua bacapres yang hendak berkampanye untuk datang ke Kampus UI di Kota Depok. Menurut Melki, pihaknya siap menguliti semua isi pikiran dan mendebat seluruh argumen para calon presiden.
"Jika memang punya nyali, BEM UI mengundang semua calon presiden atau bakal calon presiden untuk hadir ke UI karena kami siap untuk menguliti semua isi pikiran kalian. Kami siap menyampaikan aspirasi kami dan mendebat seluruh argumen kalian jika perlu," kata Melki lewat keterangannya di Jakarta, Senin.
Melki menyatakan, BEM UI tak mau masa depan bangsa ini digantungkan pada calon pemimpin yang hanya berfokus pada kampanye, pencitraan, dan lip service yang tak bermutu. Dia mengungkapkan, saat ini Indonesia membutuhkan pemimpin yang cerdas dan berpihak untuk rakyat banyak.
"Banyak kampanye hari ini membosankan. Generasi muda sudah bosan melihat banyak kampanye minim substansi dan lip service semata. Apalagi jika ditambah dengan permainan identitas dan pencitraan yang tak perlu," ucap Melki.
Menurut Melki, merujuk putusan Mahkamah Konstitusi (MK) terkait kampanye tak ada satu pun frasa di dalamnya yang menyebutkan memperbolehkan kampanye di kampus. Yang disebutkan di sana adalah institusi pendidikan diperbolehkan untuk mengundang para calon dengan tidak membawa atribut dan alat peraga.
Namun, kata Melki, celah kebolehan mengundang para calon pemimpin ke kampus ini harus dimanfaatkan. Dia mengatakan, sudah saatnya setiap kampus kembali ke marwahnya sebagai tempat pencarian kebenaran guna sebesar-besarnya kemaslahatan bangsa.
"Tiap calon pemimpin harus diuji kapasitas dan substansinya di dalam kampus secara serius daripada sekadar jualan pencitraan dan kampanye tak bermutu," kata Melki.