Senin 21 Aug 2023 23:32 WIB

Sebagian Kecil Wilayah Jateng Alami Kekeringan Ekstrem

Sudah lebih dari 60 hari, beberapa wilayah di Jateng tidak mengalami hujan.

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Qommarria Rostanti
Seorang petani memikul benih di wilayah Sawit, Boyolali, Jawa Tengah. Sebagian kecil wilayah Jateng mengalami kekeringan ekstrem.
Foto: ANTARA/Aloysius Jarot Nugroho
Seorang petani memikul benih di wilayah Sawit, Boyolali, Jawa Tengah. Sebagian kecil wilayah Jateng mengalami kekeringan ekstrem.

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Sebagian kecil wilayah Jawa Tengah yakni Kabupaten Semarang, Klaten, Sukoharjo, Blora, Karanganyar, dan Kabupaten Wonogiri memasuki kriteria kekeringan ekstrem. Sudah lebih dari 60 hari, wilayah tersebut sudah tidak mengalami hujan.

Sementara itu, sebagian wilayah Jawa Tengah lain (yang meliputi Kabupaten Boyolali, Sragen, dan Kabupaten Grobogan) juga masuk dalam kriteria hari tanpa hujan (HTH) sangat panjang atau 31 hingga 60 hari tanpa turun hujan. Hal ini terungkap dari monitoring HTH serta analisis curah hujan dasarian II Agustus 2023 yang dilakukan Badan Meterologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi Jawa Tengah.

Baca Juga

Kepala BMKG Stasiun Klimatologi Jawa Tengah, Sukasno, mengatakan Stasiun Klimatologi Jawa Tengah telah melakukan monitoring HTH serta Analisis Curah Hujan Dasarian ke II Agustus  2023, Prakiraan Probabilistik Dasarian III Agustus 2023 dan Prakiraan Deterministik Dasarian III Agustus 2023 sampai dengan Dasarian III September 2023 di wilayah Provinsi Jawa Tengah. Berdasarkan hasil monitoring HTH Dasarian II Agustus 2023 terungkap sebagian besar wilayah Jawa Tengah masuk kriteria sangat panjang, yakni 31 hingga 60 hari tanpa hujan.

Sebagian wilayah Kabupten Boyolali, Sragen, dan Kabupaten Grobogan; sebagian kecil wilayah Kabupaten Semarang, Klaten, Sukoharjo, Blora, Karanganyar, Wonogiri; masuk kriteria kekeringan ekstrim karena lebih dari 60 hari tanpa hujan. Wilayah dengan HTH terpanjang (100 Hari Tanpa Hujan) terjadi di Waduk Klego, Andong (Kabupaten Boyolali),  Jumapolo, Kauman, Jurug (Kabupaten Karanganyar), dan Karangdowo, Beji (Kabupaten Klaten).

“Selain itu juga Krikilan, Masaran, dan Kalimacan (Kabupaten Sragen), serta Menuran (Kabupaten Sukoharjo),” ungkapnya.

Sementara hasil analisis curah hujan dasarian II Agustus 2023, seluruh wilayah Jawa Tengah termasuk kriteria rendah, yakni 0 hingga 50 mm per dasarian. Prakiraan probabilistik curah hujan dasarian III Agustus 2023, peluang curah hujan di Jawa Tengah juga rendah atau kurang dari 50 mm per dasarian.

“Sedangkan prakiraan Deterministik Curah Hujan dasarian III Agustus 2023 sampai dengan dasarian III September 2023 seluruh wilayah Jawa Tengah masuk kriteria rendah (0 - 50 mm),” jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement