Senin 21 Aug 2023 18:03 WIB

Tips Tekan Polusi Udara   

Polusi udara tengah menjadi salah satu persoalan.

Rep: Dea Alvi Soraya/ Red: Muhammad Hafil
Warga mengenakan masker saat beraktivitas di Jalan Asia Afrika, Kota Bandung, Jawa Barat, Senin (21/8/2023). Berdasarkan data dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bandung dalam satu minggu terakhir, Indeks Standar Polusi Udara (ISPU) Kota Bandung berada pada angka 96 dan terendah pada angka 67 untuk parameter PM2,5 atau dalam kategori sedang. Untuk itu DLH Kota Bandung mengimbau warga untuk menggunakan masker di luar ruang, melakukan uji emisi kendaraan serta melakukan penanaman pohon.
Foto: ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Warga mengenakan masker saat beraktivitas di Jalan Asia Afrika, Kota Bandung, Jawa Barat, Senin (21/8/2023). Berdasarkan data dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bandung dalam satu minggu terakhir, Indeks Standar Polusi Udara (ISPU) Kota Bandung berada pada angka 96 dan terendah pada angka 67 untuk parameter PM2,5 atau dalam kategori sedang. Untuk itu DLH Kota Bandung mengimbau warga untuk menggunakan masker di luar ruang, melakukan uji emisi kendaraan serta melakukan penanaman pohon.

REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG--Pencemaran udara tengah menjadi salah satu persoalan yang banyak dibahas, terutama di kota-kota besar. Memburuknya kualitas udara diklaim disebabkan oleh semakin tak terkendalinya volume kendaraan di kota-kota metropolitan.

Kabid Keamanan dan Ketertiban Transportasi (KKT) Dinas Perhubungan Kota Bandung Asep Kuswara membagikan tips yang dapat diterapkan masyarakat untuk mereduksi kerusakan kualitas udara. Dia mengatakan, selain dengan mengoptimalkan penggunaan transportasi publik, masyarakat dapat memulai dengan menerapkan prinsip eco-driving

Baca Juga

Eco-driving, kata dia, adalah upaya untuk menekan pencemaran udara dengan menghemat penggunaan bahan bakar. Ini dapat dimulai dengan penanaman kebiasaan untuk tidak menekan pedal gas secara berlebihan. Karena, saat tekanan gas tinggi, maka bahan bakar yang dibakar akan semakin banyak, jelasnya.  

"Dengan menghindari penekanan pedal gas yang berlebihan maka mesin tidak membakar BBM terlalu banyak," kata Asep kepada Republika.co.id, Senin (21/8/2023).

 Menurut Asep, dengan mengendalikan tekanan gas, maka emisi asap kendaraan akan lebih terkendali. Karena emisi yang mengandung gas berbahaya pada akhirnya hanya akan merusak kualitas udara. Proses pembakaran yang tidak sempurna juga akan menghasilkan karbon monoksida yang dapat menyebabkan gangguan saluran pernafasan. 

 "Kendalikan juga emosi di jalan, karena saat pedal gas ditarik terlalu dalam maka produksi gas buang meningkat dan pada akhirnya memproduksi polusi yang mencemarkan udara," himbaunya. 

 "Makanya ayo biasakan tidak menarik/menginjak pedal gas terlalu dalam," ajak Asep. 

 Tips kedua adalah menggunakan bahan bakar yang lebih ramah lingkungan dan tidak memerlukan proses pembakaran yang lama. Bahan bakar jenis Pertamax RON 99, kata Asep, menjadi salah satu yang disarankan karena tidak memerlukan proses pembakaran yang lama. 

 "Karena BBM kelas lebih rendah memerlukan waktu pembakaran yang lebih lama, dan saat pembakaran tidak sempurna maka emisi yang dihasilkan kendaraan akan menjadi polusi yang mencemarkan udara. Jadi kembali lagi ke kesadaran diri masing-masing," terangnya.  

Tips ketiga adalah dengan mulai beralih ke kendaraan listrik yang sudah terjamin ramah lingkungan. Penggunaan kendaraan bersumber daya listrik bukan hanya akan menekan produksi emisi berbahaya, namun juga dapat menghemat penggunaan minyak bumi. 

 "Yang paling penting, lakukan service berkala. Karena itu bisa mengembalikan kondisi mesin kembali prima," pungkasnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement