REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pandemi Covid-19 telah berlalu. Kini, pemerintah daerah gencar menggulirkan program pemulihan dan kebangkitan ekonomi masyarakatnya. Masing-masing daerah dituntut menggulirkan inovasinya dalam mengembalikan stabilitas ekonomi.
Pemerintah Kota Cimahi menjadi salah satu pemerintah daerah yang dinilai inovatif dalam menggulirkan program ekonomi. Yang terbaru, Pemkot Cimahi meluncurkan Program One Product One RW (OPOR).
OPOR menjadi program unggulan Pemkot Cimahi dalam memulihkan ekonomi warganya. Program yang berbasis usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) itu digagas dalam upaya peningkatan ekonomi masyarakat pascapandemi Covid-19.
Pj Wali Kota Cimahi Dikdik S Nugrahawan mengaku, OPOR merupakan inovasi yang sangat tepat dalam mendongkrak ekonomi masyarakat pascapandemi Covid-19. "Program tersebut dalam rangka penanganan terhadap dampak perekonomian akibat Pandemi Covid-19,’’ ujarnya.
Kata dia, Program OPOR diimplementasikan dengan cara menggali potensi ekonomi berbasis kewilayahan di tingkat RW. Nantinya, tutur Dikdik, Program OPOR dapat ditingkatkan menjadi produk unggulan Kota Cimahi.
Program ini juga, sambung Dikdik, sangat relevan dengan upaya Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Dalam program OPOR ini, Pemkot Cimahi menggulirkan bantuan dalam bentuk identifikasi potensi produk unggulan di wilayah RW, yang bisa diusulkan dan dikembangkan secara masif.
Sumber dana Program OPOR diatur melalui Peraturan Wali Kota Tahun Anggaran 2023. Melalui program ini, diharapkan mampu memulihkan perekonomian dengan pendekatan kegiatan yang dirasakan langsung oleh masyarakat.
Dikdik mengungkapkan, Kota Cimahi merupakan salah satu daerah yang memiliki banyak UMKM. Untuk itu, papar dia, UMKM yang tersebar di Kota Cimahi dapat dikembangkan di wilayahnya masing-masing.
Program ini, menurut Dikdik, akan menjadi daya bangkit ekonomi yang bisa memengaruhi peningkatan daya beli masyarakat. Melalui Program OPOR, masyarakat dipersilahkan mengajukan berbagai produk unggulannya, mulai dari makanan, fesyen, handycraft, dan jasa.
Pihaknya telah memulai Program OPOR dengan tahapan sosialisasi dan pendampingan. Setelah itu, pihaknya akan melakukan penilaian. Pesertanya, sebut Dikdik, yakni pelaku usaha atau masyarakat ber-KTP wilayah Cimahi, dengan kegiatan usaha produksi atau jasa yang sudah berjalan atau yang baru. Dapat diikuti secara individu atau kelompok mewakili RW setempat.
‘’Nanti diusulkan tiga produk unggulan per kelurahan,’’ katanya. Para juara akan mendapat hadiah uang tunai, yakni juara 1 Rp 6.000.000, juara 2 Rp 4.500.000, dan juara 3 Rp 3.000.000.
Pemenang yang terpilih akan mendapat pelatihan dan difasilitasi untuk mengikuti kegiatan bazar culinary night yang diselenggarakan Pemkot Cimahi. Para pemenang juga akan difasilitasi bantuan berupa pengembangan usaha di tahun anggaran selanjutnya.
Kikis Kekumuhan dengan Ompimpah
Selain program ekonomi, Pemkot Cimahi juga gencar memulihkan kondisi lingkungannya. Menurut Dikdik, persoalan sampah menjadi tantangan utama bagi perkotaan. Keberadaan sampah pula, kata dia, yang memicu terjadinya kekumuhan di setiap kota.
Dia menjelaskan, dari luas Kota Cimahi 4.243 Hektare (Ha), terdapat kawasan kumuh seluas 156,47 Ha. Lokasi kumuh itu terbagi ke dalam 28 kawasan, yang tersebar di 15 kelurahan. ‘’Alhamdulillah dapat diturunkan luasan kumuh sebesar 5,02 Ha,’’ katanya.
Tahun ini, pihaknya menetapkan 4 kawasan kumuh akan diselesaikan di Tahun Anggaran 2023. Keempat kawasan kumuh itu tersebar di Kelurahan Cipageran, Kelurahan Pasirkaliki, Kelurahan Citeureup dan Kelurahan Cimahi.
Salah satu cara menangani Kawasan kumuh itu, yakni dengan menggulirkan Gerakan Orang Cimahi Memilah Sampah (Ompimpah). Ompimpah merupakan terobosan Pemkot Cimahi yang diimplementasikan dalam bentuk Gerakan Masyarakat. ‘’Dengan Ompimpah, Cimahi akan bebas dari kekumuhan,’’ tandasnya. n ril