REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Ajang trail run, yaitu lomba lari lintas gunung atau alam bebas yang akan berlangsung di Ubud pada 8 Oktober 2023 berupaya mengangkat pariwisata berbasis olahraga atau sport tourism di Bali.
Brand Manager Zinc Shampoo Steven Sean menyampaikan Zinc Trail Run 2023 akan memadukan kegiatan lari maraton yang mengitari perbukitan, sawah, bebatuan, dan desa di Ubud sambil berwisata di objek wisata Monkey Forest.
“Tujuannya supaya orang-orang tidak hanya berlari menantang diri sendiri, tapi menikmati keindahan alam dan turut mempromosikan pariwisata di Bali, karena kita tahu Bali setelah pandemi sedang proses pemulihan dan pendatangan turis. Kami ingin memberi sumbangsih kepada sport tourism,” kata dia, Selasa (15/8/2023).
Lomba lari yang sempat terhenti karena pandemi Covvid-19 ini menargetkan kehadiran 1.300 peserta pada tahun ini, termasuk wisatawan mancanegara. Sebelumnya, hampir lima persen dari peserta merupakan warga negara asing.
Selain menggaungkan pariwisata berbasis olahraga, tiap peserta lari mendapat kesempatan masuk objek wisata Monkey Forest sehingga mereka tak hanya menghirup udara perbukitan saat lari tapi juga berlibur. Zinc Trail Run dibagi dalam dua kategori jarak tempuh, yaitu 10K dan 27K.
Peserta yang hendak mendaftar dapat langsung mengakses portal zinctrailrun.com hingga pendaftaran berakhir pada awal Oktober mendatang. Salah satu peserta yang akan mengikuti trail run Robbie Baria (47 tahun) mengaku sependapat soal potensi ajang lari ini menggaet segmen sport tourism.
“Untuk pariwisata berbasis olahraga ini salah satu pilihan buat orang-orang datang, karena kadang teman-teman dari luar Bali, luar Indonesia menjadikan ini pilihan sport tourism dengan lintasan dan tata kelola yang baik,” ujarnya.
Anggota komunitas lari Island’s Wolfpack itu, menuturkan beberapa pelari umum dari Korea dan Eropa bahkan sempat bertanya mengenai Zinc Trail Run, apalagi melihat lintasan yang menarik untuk dicoba bersama keluarga atau pemula.
Selain itu, lomba lari yang sedang tren di dunia internasional ini, juga memberi kesempatan bagi komunitas lari untuk menyematkan logo komunitasnya di jersey. Ini mengingat kolaborasi ini dinilai sebagai yang pertama di Indonesia.