REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI--Wilayah yang terdampak kekeringan akibat musim kemarau di Kabupaten Sukabumi meluas. Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi, kini wilayah terdampak sebanyak lima kecamatan.
AKibatnya sebanyak 2.536 Kepala Keluarga (KK) kesulitan mendapat pasokan air bersih. "Hingga kini ada lima kecamatan yang kesulitan air bersih," ujar Manajer Pusat Pengendali dan Operasi (Pusdalops) BPBD Kabupaten Sukabumi, Daeng Sutisna, Selasa (15/8/2023).
Lima daerah itu yakni Kecamatan Gegerbitung, Cicantayan, Cisaat, Cikembar, dan Gunungguruh. Menurut Daeng, dari lima kecamatan tersebut ada sebanyak enam desa terdampak dengan jumlah keseluruhan warga terdampak sebanyak 2.536 KK. BPBD masih memantau dampak kekeringan di 42 kecamatan lainnya di Kabupaten Sukabumi.
Daeng menuturkan, BPBD telah menyalurkan bantuan air bersih ke warga terdampak kekeringan. Total air bersih yang sudah disalurkan sebanyak 76 ribu liter. "Penyaluran berkolaborasi dengan PMI Kabupaten Sukabumi," kata Daeng.
BPBD juga berkoordinasi dengan 47 kecamatan mengenai data kekeringan yang terjadi. Selain itu, dengan lembaga kemanusiaan serta PDAM untuk terus melakukan pendistribusian air bersih ke wilayah yang terdampak.
Bahkan, lanjut Daeng, beberapa hari lalu penanggulangan kekeringan atau krisis air dilakukan Polres Sukabumi yang menyalurkan air bersih di titik lokasi yang terdampak kekeringan. Misalnya di Kampung Cipatuguran, Desa Jayanti, Kecamatan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi.
Dalam momen itu kata Daeng, Polres Sukabumi menurunkan water canon berisi air bersih untuk disalurkan ke warga. Tercatat kurang lebih sebanyak 6.500 liter air bersih diberikan ke warga yang sudah mengantre dengan membawa berbagai macam penampung air.