Ahad 13 Aug 2023 13:30 WIB

Golkar-PAN Dukung Prabowo, PKB: Penentuan Capres-Cawapres Berpatokan Piagam KKIR

Golkar dan PAN bergabung dengan KKIR untuk mendukung Prabowo sebagai capres.

PAN, Golkar, PKB sepakat mendukungan Prabowo Subianto sebagai capres 2024, di Museum Perumusan Naskah Proklamasi, Jakarta, Ahad (13/8/2023).
Foto: Republika/Prayogi
PAN, Golkar, PKB sepakat mendukungan Prabowo Subianto sebagai capres 2024, di Museum Perumusan Naskah Proklamasi, Jakarta, Ahad (13/8/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) menyambut baik sekaligus mengucapkan selamat datang bergabungnya Golkar dan Partai Amanat Nasional (PAN) dalam Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR). Kendati demikian, penentuan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) koalisi, PKB tetap berpatokan pada piagam kerja sama KKIR yang ditandatangani bersama dengan Gerindra pada 13 Agustus 2022 di Sentul, Bogor. 

“PKB sebagai inisiator KKIR bersama Gerindra menyambut baik bergabungnya Golkar dan PAN. Namun untuk penentuan capres dan cawapres yang akan diusung PKB tetap berpatokan pada Piagam KKIR yang ditandatangani tepat satu tahun lalu di Sentul Bogor,” ujar Wakil Sekjen DPP PKB Syaiful Huda, usai penandatanganan piagam kerja sama politik KKIR dengan Golkar dan PAN, sebagaimana keterangan tertulisnya, Ahad (13/8/2023).

Baca Juga

Dalam piagam deklarasi koalisi yang ditandatangani di Sentul, Bogor, Gerindra dan PKB sepakat bahwa capres-cawapres yang diusung akan ditentukan oleh Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto bersama Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar. Menurut Huda, bergabungnya Golkar dan PAN tentu akan menambah kekuatan KKIR. Golkar dengan pengalaman panjang pasti akan memberikan insentif elektoral jika benar-benar bersatu dalam KKIR. 

“Pun juga dengan PAN pasti akan memberikan tambahan kekuatan. Kami optimistis bergabungnya mereka akan menambah daya tawar KKIR termasuk menambah peluang besar bagi pasangan calon presiden maupun calon presiden wakil presiden yang akan diusung,” katanya. 

Menurut Huda, kerja sama Gerindra-PKB dan Golkar-PAN masih sangat awal. Bergabungnya Golkar dan PAN dinilai membutuhkan detail-detail pembahasan agar benar-benar menjadi kekuatan yang solid. 

“Kalau dari piagam kerja sama yang kita tandatangani saat ini hanya menyebutkan bahwa Gerindra-PKB menerima Golkar-PAN sebagai rekan koalisi. Belum ada detail-detail terkait hak dan kewajiban para pihak termasuk bagaimana pola pengambilan keputusan penentuan capres-cawapres yang akan diusung,” katanya. 

Huda menegaskan, target kemenangan dalam Pilpres 2024 harus benar-benar menjadi pertimbangan KKIR plus Golkar-PAN. Hal ini penting dijadikan titik tolak kerja sama sehingga Prabowo Subianto tidak mengulang lagi memori kelam koalisi pengusungnya yang kalah dalam Pemilu 2014 dan 2019.

“Jadi pertimbangannya harus benar-benar peluang menang. Tidak sekadar jumlah kursi di parlemen, pasokan logistik, atau sekadar hasil survei. Tetapi benar-benar keseimbangan dari figur yang diusung, kekuatan logistik, hingga basis tradisional dukungan capres-cawapres yang akan diusung,” katanya. 

Terkait figur yang diusung dalam Pilpres 2024, kata Huda, PKB tetap berpatokan hasil Muktamar Bali.  Forum tertinggi partai tersebut telah memberikan mandat untuk mengusung Ketua Umum DPP PKB Abdul Muhaimin Iskandar sebagai capres dalam Pemilu 2024.

“PKB telah berijtihad untuk mengusung Gus Imin dalam Pilpres 2024. Ijtihad ini didasari pada efek positif yang akan ditimbulkan bagi kemenangan PKB dan program unggulan untuk bangsa jika Gus Imin benar-benar maju serta menang dalam Pilpres 2024,” ujar Huda.

Golkar, PKB, dan PAN secara resmi menyatakan dukungannya pada ketua umum Gerindra Prabowo Subianto untuk maju sebagai calon presiden 2024. Pernyataan dukungan itu disampaikan ketiga ketum partai, yakni Airlangga Hartarto (Golkar), Muhaimin Iskandar (PKB), dan Zulkifli Hasan (PAN). Ketiganya menyerahkan secara simbolis surat dukungan partai mereka kepada Prabowo.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement