Sabtu 12 Aug 2023 12:05 WIB

Sejumlah Wilayah di Indonesia Berpotensi Karhutla

Warga diminta tidak melakukan pembakaran lahan dengan tujuan apa pun.

Seorang warga berusaha memadamkan api dengan alat seadanya saat kebakaran lahan gambut di Desa Suak Puntong, Nagan Raya, Aceh, Jumat (23/6/2023). Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) pada Kamis (22/6) luas kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Nagan Raya telah mencapai 21,5 hektar dan terus meluas akibat upaya pemadaman terkendala sumber air dan akses jalan menuju lokasi kebakaran.Antara/Syifa Yulinnas
Foto: Antara/Syifa Yulinnas
Seorang warga berusaha memadamkan api dengan alat seadanya saat kebakaran lahan gambut di Desa Suak Puntong, Nagan Raya, Aceh, Jumat (23/6/2023). Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) pada Kamis (22/6) luas kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Nagan Raya telah mencapai 21,5 hektar dan terus meluas akibat upaya pemadaman terkendala sumber air dan akses jalan menuju lokasi kebakaran.Antara/Syifa Yulinnas

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejumlah wilayah Indonesia berpotensi mengalami kebakaran hutan dan lahan (karhutla) serta hujan lebat yang dapat disertai petir dan angin kencang, Sabtu (12/8/2023).

Dikutip dari situs BMKG di Jakarta, Sabtu, karhutla berpotensi terjadi di Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Selatan. BMKG mengimbau masyarakat agar waspada potensi karhutla dan tidak melakukan pembakaran lahan untuk tujuan apapun.

Baca Juga

BMKG menyampaikan potensi hujan lebat yang dapat disertai kilat atau petir berpotensi di Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Bengkulu, Sumatera Selatan, Banten, Kalimantan Utara, Sulawesi Tengah, dan Papua. Terdapat beberapa wilayah yang berpotensi mengalami angin kencang, yakni Aceh, Sumatera Selatan, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Utara, Sulawesi Barat, dan Maluku Utara.

Sebelumnya, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyatakan operasi teknologi modifikasi cuaca selama beberapa tahun terakhir telah menjadi solusi permanen dalam upaya pengendalian bencana karhutla di Indonesia. Koordinator Laboratorium Pengelolaan Teknologi Modifikasi Cuaca BRIN Budi Harsoyo dalam keterangan di Jakarta, Kamis (10/8/2023), mengatakan fenomena El Nino yang terjadi tahun ini berpotensi mengakibatkan bencana karhutla lebih besar dibandingkan dengan sebelumnya.

"Sejak April operasi teknologi modifikasi cuaca tahun ini dilakukan secara simultan di sejumlah provinsi rawan bencana karhutla, baik untuk tujuan pembasahan lahan gambut maupun memadamkan karhutla," kata dia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement