Kamis 10 Aug 2023 18:20 WIB

Jokowi Ingin Pemimpin Selanjutnya Berani Lanjutkan Hilirisasi Industri

Hilirisasi industri hadapi tantangan yang tak mudah.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Erdy Nasrul
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) selaku Menteri Perindustrian (Menperin) Ad Interim melakukan kunjungan ke Kementerian Perindustrian sekaligus mengkonsolidasikan sinergitas program pertanian dan perindustrian, khususnya memajukan hilirisasi produk pangan.
Foto: dok Kementan
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) selaku Menteri Perindustrian (Menperin) Ad Interim melakukan kunjungan ke Kementerian Perindustrian sekaligus mengkonsolidasikan sinergitas program pertanian dan perindustrian, khususnya memajukan hilirisasi produk pangan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, Indonesia membutuhkan pemimpin yang berani melanjutkan kebijakan-kebijakan yang telah dijalankan untuk memajukan bangsa, di antaranya hilirisasi industri. Hal tersebut disampaikan Jokowi dalam pertemuannya bersama sejumlah pemimpin redaksi media nasional di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (10/8/2023).

“Ke depan saya kira bukan tentang siapa presidennya, yang paling penting menurut saya sanggup enggak (untuk) konsisten terhadap apa yang sudah kita mulai ini, berani enggak, ini butuh keberanian,” ucap Jokowi, dikutip dari siaran pers Istana.

Baca Juga

Jokowi menilai keberanian dan konsistensi tersebut diperlukan karena tantangan dan tekanan yang dihadapi Indonesia ke depannya akan semakin meningkat.

“Nanti butuh yang ke depan karena tekanan-tekanannya menurut saya makin berat, nyali, keberanian. Yang kedua, konsistensi. Konsistensi itu saja sudah karena butuh daya tahan, butuh endurance,” ucapnya.

Jokowi juga menyebut bahwa kebijakan berani yang dilakukan Indonesia seperti hilirisasi industri nantinya akan menghadapi tantangan yang tidak mudah. Ia menyebut tantangan tersebut dapat berdampak terhadap ekonomi nasional sehingga diperlukan konsistensi untuk mempertahankan kebijakan yang telah ada.

Jokowi kemudian mencontohkan saat Organisasi Perdagangan Dunia atau WTO memenangkan gugatan Uni Eropa soal keputusan Indonesia menyetop ekspor bijih nikel.

“Kita enggak akan berhenti meskipun digugat,” ujarnya.

Lebih lanjut, Jokowi meyakini jika Indonesia bisa konsisten mempertahankan hilirisasi industri dalam beberapa tahun ke depan, maka Indonesia bisa menjadi negara maju.

“Hitungan saya, kalau kita konsisten terus seperti ini dalam kurun 15 tahun, tolong dihitung income per capita kita akan naik berapa. Saya yakin di atas 10.000 dolar AS. Artinya sudah masuk ke (kategori) negara maju karena income per capita untuk negara maju kan biasanya di atas 11.000 dolar AS,” ucapnya.

Turut mendampingi Presiden dalam pertemuan tersebut yakni Menteri Sekretaris Negara Pratikno.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement