REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah mendistribusikan 7.685 kilogram (kg) logistik bantuan krisis pangan ke dua distrik di Kabupaten Puncak, Provinsi Papua Tengah. Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, menyampaikan bantuan berupa sembako, matras, selimut, genset, dan tenda gulung ini telah terdistribusi
"Per 7 Agustus di Sinak kita sudah menurunkan 3,8 ton dan di Agandugume sudah 3,8 ton, Agandugume ini yang lebih dekat dengan daerah yang terdampak, dan untuk ke Sinak kita sudah stop karena jaraknya jauh," ujar Muhari dalam keterangannya di Jakarta, dikutip Selasa (8/8/2023).
Muhari menjelaskan, cuaca dan medan yang sulit menjadi kendala dalam penyaluran bantuan pangan ke wilayah yang dilanda kekeringan di Papua Tengah. Namun, tim bantuan dari pemerintah terus melakukan berbagai upaya untuk mengirimkan bantuan tersebut.
"Mulai dari hari Sabtu kemarin tanggal 5 itu kita sudah bisa tembus ke Agandugume dan setiap hari kita usahakan ada apa bantuan yang kita kirimkan dengan pesawat Caravan, jadi pesawat caravan ini satu porsinya itu cuma bisa mengangkut 900 kg," ujarnya.
Muhari menjelaskan, topografi di tiga distrik terdampak mulai Agandugume, Lambewi, dan Oneri, Kabupaten Puncak, menjadi kendala dalam proses pengiriman bantuan. Menurut dia,medan yang di sekitarnya jurang dan bukit membuat pesawat yang mendarat harus berhati-hati.
"Dan challenge-nya ya secara topografi depannya jurang dan kita benar-benar harus (hati-hati) tidak semua pesawat berani mendarat pada kondisi-kondisi cuaca tertentu. Sehingga benar-benar ini tentu saja kita tidak menginginkan pesawat yang membawa bantuan terjadi hal-hal yang tidak kita inginkan," ujar Muhari.
Dia menerangkan, pengiriman bantuan BNPB dilakukan di wilayah paling dekat dan bisa diakses sebagai tempat dropping pertama yakni di Timika, Kabupaten Mimika. Selanjutnya, baru dikirimkan ke tiga distrik yang terdampak yakni di Agandugume, Lambewi, dan Oneri.
"Dari Timika kemudian di hari pertama tanggal 3 sampai 5 Agustus, kita ada di situ kita coba terbangkan dulu ke Sinak, di Sinak kita dropping bantuan. Kemudian masyarakat di 3 distrik ini ada Agandugume, Lambewi, dan Oneri akan datang ke Sinak membawa bantuan itu," ujarnya.
Namun demikian, kata Muhari, jarak tempuh masyarakat dari distrik terdampak Agandugume, Lambewi, dan Oneri ini untuk berjalan ke Sinak membutuhkan waktu tempuh yang lama karena melalui jalan darat. "Karena harus jalur darat dan jalan kaki dengan kondisi kendaraan sangat jarang," ucapnya.
"Saudara-saudara kita yang memang ada di kampung-kampung di ketinggian itu itu membutuhkan waktu dua hari satu malam, dua hari satu malam maksudnya bukan jarak tempuhnya satu hari jalan kaki ke Sinak, satu hari istirahat di Sinak, dan satu hari kembali," ujar Muhari menjelaskan.