Selasa 01 Aug 2023 16:58 WIB

Teringat Omongan Gus Dur Buat PKB Sabar Menunggu Keputusan Prabowo

PKB menegaskan, tidak ada friksi di dalam Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Andri Saubani
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto (kiri) bersama Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa Muhaimin Iskandar. (ilustrasi)
Foto:

Adapun elite PKB lainnya, Jazilul Fuwaid mengirimkan sentilan agar Gerindra segera mendeklarasi Prabowo dan Muhaimin sebagai capres-cawapres. Jazilul mengingatkan, waktu pendaftaran KPU sudah semakin dekat.

Ia mengatakan, jika dilihat dari sejarah jalinan kerja sama PKB paling lama memang bersama PDIP. Perbedaannya terjadi cuma dalam dua periode Presiden SBY, tapi bersatu kembali dalam dua periode Presiden Jokowi.

Sedangkan, kerja sama PKB dan Partai Gerindra baru terjalin pada akhir periode Presiden Jokowi ketika Prabowo masuk kabinet. Bahkan, untuk kontestasi Pilpres PKB dan Partai Gerindra belum pernah berkoalisi.

Ia mengaku tidak heran, kader-kader PKB dan ulama-ulama banyak yang pertanyakan waktu deklarasi capres-cawapres. Namun, Jazilul menegaskan, PKB akan selalu setia asalkan teman koalisinya, Gerindra, juga setia.

"Ada biasanya di Youtube-Youtube itu, lu 11 aku 12, lu nggak jelas gua lepas," kata Jazilul, Selasa (1/8).

Tiga pilihan

Pengamat politik, Djayadi Hanan menilai, PKB sebenarnya memiliki tiga pilihan terkait koalisi Pilpres 2024. Pertama, menegaskan atau menunggu kepastian posisi cawapres dari Prabowo. 

PKB dapat tetap bersama Gerindra karena tarikan untuk Muhaimin jauh lebih besar dibanding PDIP. Selain itu, faktor presidential threshold membuat PKB-Gerindra saling membutuhkan. Menurut Djayadi, lebih baik lagi Gerindra, PKB ditambah PAN, walaupun rumit karena ada nama Erick Thohir masuk pilihan cawapres.

"Ada faktor lain yang bisa menentukan. Faktor Jokowi akan menentukan keputusan PAN bergabung ke mana, misalnya Erick Thohir tidak diterima. Kalau sama-sama menanti, Cak Imin tidak akan ke mana-mana," kata Djayadi, Selasa (1/8/2023).

Djayadi mengingatkan, bahwa KKIR lahir seusai Gerindra masuk menjadi pendukung Jokowi. Tantangannya, jika Presiden Jokowi minta Muhaimin ikut pilihannya bersama Ganjar tanpa mendapat posisi cawapres.

"Atau sebaliknya, kata Pak Jokowi, 'Cak Imin anda jangan ke mana-mana, ikut saya, saya pilih Prabowo, tapi cawapresnya bukan anda', pilihan itu masih tergantung Pak Jokowi maunya apa," ujar Djayadi.

Direktur Eksekutif Lembaga Survei Indonesia (LSI) itu menerangkan, untuk pilihan kedua, PKB memutuskan ikut Prabowo atau Ganjar. Namun, PKB perlu memilih di mana perannya bisa lebih besar antara di Prabowo atau Ganjar.

"Jawabannya mudah, lebih besar di Gerindra karena di Gerindra, Cak Imin separuh koalisi, separuh napas. Tanpa PKB, Gerindra jadi tidak lengkap. Karena itu, perannya lebih besar ada di Gerindra," kata Djayadi.

Untuk pilihan ketiga, Djayadi mengungkapkan, PKB masih memiliki potensi membuat koalisi baru, misal bersama Golkar. Sebab, ia menambahkan, jika ada tiga paslon, ada dua putaran, PKB bisa bernegosiasi di putaran dua.

"Siapapun pemenang di putaran pertama akan perlu NU, akan perlu PKB, perlu Jatim dan Jateng," ujar Djayadi.

 

photo
Survei Elektabilitas Cawapres Menurut Indikator Politik Indonesia - (infografis Republika)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement