REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR— Taman Safari Indonesia menampung dan memulihkan sejumlah harimau sumatera hasil konflik dengan manusia. Beberapa di antaranya ditemukan dalam kondisi mengenaskan seperti diracun atau terjerat perangkap.
General Manager (GM) Taman Safari Bogor, Emeraldo Parengkuan, menyebutkan ada sembilan ekor harimau sumatera yang berada di Taman Safari, yang merupakan hasil titipan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) untuk dipulihkan. Namun, harimau yang telah pulih tidak bisa dikembalikan lagi ke alam liar.
“Jadi pemerintah, BKSDA, menitipkan pada kami, karena yang hasil konflik ini tidak mungkin dikembalikan ke hutan. Ada yang sudah diracun jadi cacat, diperangkap, kakinya jadi tiga, dia tidak akan survive lagi di hutan,” kata Emeraldo ketika ditemui Republika.co.id di Taman Safari Cisarua, Kabupaten Bogor, Sabtu (29/7/2023).
Emeraldo menjelaskan, harimau hasil konflik yang ada di Taman Safari berjenis kelamin betina dan jantan. Harimau hasil konflik ini kemudian dikawinkan untuk pelestarian harimau sumatera.
Menurut Emeraldo, pelestarian harimau sumatera dari harimau hasil konflik ini tergolong sukses. Dimana pada beberapa bulan lalu ada anakan harimau sumatera yang lahir dan saat ini sedang dipantau perkembangannya.
“Lalu anak-anaknya yang kita programkan untuk dilepasliarkan, kalau (indukan) yang hasil konfliknya sendiri tidak mungkin lagi (dilepasliarkan) karena menurut ahli dia sudah trauma,” tegasnya.
Lebih lanjut, Emeraldo menyebutkan, harimau yang dipulihkan di Taman Safari memiliki tingkat keparahan yang berbeda-beda. Dua di antaranya yang menurutnya paling parah ialah harimau yang diracun dan dijerat kakinya.
“Yang diracun sudah pulih, dulu pada saat kita temukan, kalo telat saja satu hari sudah pasti mati. Karena waktu ditemukan sudah sangat kurus, pupil matanya sudah keluar karena diracun,” tegasnya.