Kamis 27 Jul 2023 23:01 WIB

Pengamat: Kemiskinan di Sumatra Utara Dapat Ditekan dengan Kurangi Konsumsi Rokok

Kalau kebutuhan akan rokok dihilangkan, uangnya bisa digunakan untuk beli beras.

Kampanye setop meroko (ilustrasi). Setelah beras, rokok kretek filter berdampak terbanyak kedua pada garis kemiskinan di Sumatra Utara.
Foto: Antara/Zabur Karuru
Kampanye setop meroko (ilustrasi). Setelah beras, rokok kretek filter berdampak terbanyak kedua pada garis kemiskinan di Sumatra Utara.

REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Pengamat ekonomi dari Universitas Islam Sumatera Utara (UISU) Gunawan Benjamin mengatakan, kemiskinan di Sumatra Utara dapat ditekan dengan mengurangi konsumsi rokok. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) yang menunjukkan kenaikan garis kemiskinan Sumut meningkat pada Maret 2023 .

"Jika mampu mengurangi atau menghapus konsumsi rokok, saya yakin semakin banyak masyarakat yang keluar dari garis kemiskinan," ujar Gunawan kepada Antara di Medan, Kamis (26/7/2023).

Baca Juga

Menurut Gunawan, meningkatnya kemiskinan salah satunya karena rokok adalah sesuatu yang memprihatinkan. BPS Sumut menyatakan garis kemiskinan di Sumut pada Maret 2023 naik 1,85 persen dibandingkan September 2022, utamanya disebabkan karena harus memenuhi kebutuhan beras dan rokok.

Pada Maret 2023, beras dan rokok yang digolongkan ke kategori pengeluaran memiliki andil terbesar dalam meningkatkan garis kemiskinan Sumut menjadi Rp602.999 per kapita per bulan dari Rp592.025 per kapita per bulan pada September 2022. Beras berandil terbanyak, yaitu 20,76 persen terhadap garis kemiskinan di perkotaan pada Maret 2023, sementara di perdesaan 29,79 persen.

Setelah beras, rokok kretek filter berdampak terbanyak kedua pada garis kemiskinan di perkotaan (12,63 persen) dan perdesaan (9,94 persen).

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement