REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketergantungan yang besar pada teknologi di ruang kelas dinilai bisa membuat siswa tidak produktif dan merugikan jika hal tersebut mengganggu keterampilan dasar seperti membaca. Hal ini diungkap dalam sebuah laporan dari badan khusus PBB untuk isu pendidikan, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan (UNESCO).
Menurut UNESCO, meskipun para siswa harus mempelajari teknologi yang sedang berkembang di era sekarang, para guru harus tetap waspada terhadap penggunaan teknologi secara berlebihan di dalam kelas. Pasalnya, hanya ada sedikit bukti yang kuat tentang nilai tambah teknologi digital dalam pendidikan.
"Penggunaan teknologi di ruang kelas dapat memiliki dampak yang merugikan jika berlebihan dan tidak dimanfaatkan dengan tepat. Seharusnya fokus pada hasil pembelajaran, bukan pada input digital," kata Manos Antoninis, yang memimpin laporan UNESCO, seperti dilansir Malay Mail, Kamis (27/7/2023).
Antoninis mengatakan, setelah hampir 20 tahun laptop mulai digunakan di sekolah-sekolah, sudah jelas bahwa itu akan berhasil jika digabungkan dengan kerangka kerja pedagogis yang solid. Namun, sayangnya, hanya beberapa negara yang memiliki kesabaran dan energi untuk bergerak ke arah itu.
"Tidak cukup hanya dengan mendistribusikan perangkat saja," kata Antoninis.
Dia juga menilai, langkah sekolah yang melarang siswa membawa ponsel pintar ke ruang kelas adalah tepat. Alasannya, kehadiran ponsel di ruang kelas bisa sangat mengganggu proses ajar.