REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Perumda Tirta Pakuan Kota Bogor tengah melakukan penggantian pipa yang bocor di Jalan RE Soemantadiredja, Kelurahan Pamoyanan, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, hingga beberapa hari ke depan. Pipa tersebut kembali bocor tak lama setelah petugas Perumda Tirta Pakuan melakukan perbaikan.
Adapun lokasi kebocoran pipa berada di perlintasan kereta jalur ganda Bogor-Sukabumi. Direktur Teknik (Dirtek) Perumda Tirta Pakuan, Ardani Yusuf, menjelaskan, kebocoran pipa di Jalan RE Soemantadireja terjadi karena pipa mengalami robek sepanjang satu meter, yang disebabkan karena tingginya tekanan air di kawasan tersebut.
Alhasil, pihaknya melakukan penggantian pipa sepanjang 300 meter, untuk mengantisipasi kebocoran terulang kembali di wilayah Pamoyanan. "Tentunya, kami tidak tinggal diam dengan memasang air valve, dan saat ini program penggantian pipa yang tentunya sudah menjadi bahan evaluasi tidak memungkinkan untuk dipertahankan," kata Ardani di Kota Bogor, Jawa Barat, kemarin.
Ardani menjelaskan, kebocoran pipa terjadi pada hari yang sama setelah selesai memindahkan pipa baru. Hal itu imbas kebocoran pipa HDPE 12 inchi di Jalan Cipaku, Kecamatan Bogor Selatan yang berada di kawasan perlintasan jalur ganda (double track) pada Rabu (19/7/2023).
"Setelah kejadian kebocoran pipa di Cipaku dan selesai pada Rabu. Tiba-tiba kami mendapatkan informasi dari Polmas, jam 10.30 WIB bahwa terjadi bocor di Pamoyanan," ucap Ardani
Dari informasi yang diterimanya, petugas langsung mendatangi lokasi tersebut. Kemudian diketahui, pipa tersebut mengalami penurunan kualitas dan terdapat banyak tambalan. Sejak dua tahun terakhir, kata Ardani, jajarannya tidak banyak mengubah sistem perpipaan di sekitar Pamoyanan, baik penambahan pelanggan atau pengaturan valve di lapangan.
Selain itu, kawasan Pamoyanan merupakan titik cekungan tekanan yang harus dipertahankan. Hal iitu karena ada wilayah yang paling jauh dan memerlukan tekanan tinggi. Ardani pun mengajak menganalisis mulai dari spesifikasi perpipaan, jumlah pelanggan, hingga tekanan udara yang ada di Pamoyanan.
"Itu yang menjadi analisis kami untuk mengetahui permasalahannya apa. Akhirnya kami mengganti pipa dari mulai sesudah jembatan Pamoyanan sampai Pertigaan Rangga Mekar dengan panjang 300 meter, pengerjaan sendiri satu minggu dari mulai pengerjaan Sabtu," jelasnya.
Terkait tekanan air tinggi, menurut Ardani, sebenarnya ada beberapa evaluasi yang sudah dilakukan untuk mengurangi tekanannya. Caranya dengan mencoba memasang titik air valve atau pembuangan udara, hal itu dimaksudkan ketika udara terjebak bisa lari ke atas.
Kemudian, kerusakan pipa juga terjadi diakibatkan beban kendaraan karena sempat bocor karena truk mengalami ambles. Terakhir, sempat ada paku di dalam pila sehingga menyebabkan pipa pecah. Ardani menjelaskan, Perumda Tirta Pakuan mencoba mengoperasionalkan WTP Palasari yang sebenarnya baru tahap uji coba untuk dialirkan ke wilayah terdampak.
Menurut dia, jika tidak diantisipasi hampir 8.000 pelanggan tentunya akan terdampak, 4.000 pelanggan diantaranya berada wilayah Rangga Mekar dan sekitarnya. "Untuk Pamoyanan kami sama sekali kita tidak membiarkan pelanggan kesulitan dengan tidak mendapatkan air," ucap Ardani.