Sabtu 22 Jul 2023 06:12 WIB

Jamaah Lansia tak perlu Takut Berhaji, Jagalah Kesehatan Jauh-Jauh Hari dari Keberangkatan

Mulai ada pemikiran agar petugas haji harus sudah berhaji agar layanan optimal.

Seorang tentara Saudi memercikkan air ke jemaah untuk mendinginkan mereka saat Kementerian Kesehatan Saudi melaporkan peningkatan jumlah kasus cuaca panas yang terus meningkat saat lempar jumrah di Jembatan Jamarat dekat Mekkah, Arab Saudi, (30/6/2023).
Foto:

Seorang mantan jamaah haji yang lain mengatakan para pihak yang mengurus haji tidak boleh takabur. Mereka harus rendah hati menjauhkan diri dari sikap takabur. Ini misalnya ketika menanggapi secara berlebihan menaiknya angka kematian jamaah dengan secara penyebabnya adalah karena sebagian besar jamaah haji Indonesia terdiri atas kaum lanjut usia (lansia), imbas dari tidak ada pemberangkatan jamaah haji karena pandemi Covid-19.

"Ingat tidak ada yang bisa menahan tingkat kematian jamaah haji kecuali menyerahkannya kepada Allah. Kita ini hanya sebatas menahannya, dengan berikhitiar meningkatkan kesehatan jamaah jauh sebelum yang bersangkutan berangkat haji. Para calon jamaah harus sudah disadarkan ini jauh-jauh hari ketika mereka mulai mengikuti bimbingan manasik haji,'' kata mantan jamaah haji tersebut.

Akibatnya, kata jamaah yang tak mau disebut namanya itu, mengatakan kesadaran akan pentingnya menjaga kesehatan bukan hanya terjadi pada saat jamaah sudah berada di asrama embarkasi ketika akan berangkat. Atau juga apa lagi bila sudah berada di tanah suci baru si jamaah sadar akan arti pentingnya kesehatan dalam berhaji.

"Semua jelas tak bisa seperti itu. Ingat hak berhaji bukan pada sertifikat istita'ah kesehatan dan juga bukan karena usia. Tapi haji pada hakikatnya karena panggilan Allah SWT. Di sinilah pemerintah wajib untuk membina, melayani, dan melindungi sebagaimana amar Undang Undang Nomor 8 Tahun 2019, yang merupakan tututan rukun Islam ke 5, dan UUD 1945 pas 29 ayat 1 dan 2 dan Taklimatul Hajj sebagai regulasi dasar persiapan-persiapan operasional haji tahun berjalan,'' katanya menegaskan.

Tak hanya itu, lanjut si mantan jamaah haji, bahkan sekarang dikeluarkan semacam sertifikat sudah berhaji. Apa ini tidak terasa aneh karena menurut dia malah kemudian dapat menjadi pemicu penyebaran virus riya' kepada jamaah haji. Ini juga dapat menjadi sebagai salah satu 'penyakit haji' yang sangat tidak mendidik dan merusak.

"Saya yakin dan tahu dari tahun ke tahun tingkat kematian akan bertambah terjadi pasca-Armuzna. Ini juga dampak dari terbatasnya fasilitas layanan yang ada di sana seperti terbatasnya air minum bagi jamaah, panjangnya antrean di MCK. Inilah yang menyebabkan tingkat stres bagi jamaah lanjut usia meningkat, karena mereka banyak yang sudah tidak lagi bisa menahan kecing dan buang air besar selama berada di Armuzna,'' katanya ketika menceritakan apa yang dialami ketika berada di kawasan tersebut.

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement