REPUBLIKA.CO.ID, DONGGALA -- Upaya mengembangkan kreativitas para milenial di daerah terus dilakukan kelompok relawan Srikandi. Salah satunya pelatihan membuat kue tradisional khas Sulawesi Tengah, yaitu bagea. Kegiatan tersebut digelar di balai warga Desa Towale, Kecamatan Banawa Tengah, Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah. Koordinator Wilayah (Korwil) Srikandi Ganjar Sulteng Mizra Muliananda mengatakan pihaknya sengaja menggelar pelatihan ini agar masyarakat mengingat kembali kue tradisional daerah mereka.
"Kue bagea mulai jarang ditemui di masyarakat. Jadi, kami sebagai Srikandi Ganjar Sulteng membuat kembali kue ini supaya warga di sini bisa tahu kembali proses-proses pembuatannya," ungkapnya di sela-sela kegiatan.
Perempuan yang berkuliah di salah satu universitas daerah Palu itu mengatakan, sekitar 70 peserta sangat antusias mengikuti pelatihan pembuatan kue bagea. Mereka mengamati dan ikut membuat kue tersebut. Menurut dia, pelatihan seperti ini memang sangat dinantikan kaum perempuan di Donggala.
"Alhamdulillah antusiasme masyarakat di sini sangat luar biasa mendukung. Mereka sangat menunggu kegiatan-kegiatan seperti ini dan selanjutnya agar makin banyak perempuan yang diberdayakan," ucapnya.
Perempuan yang akrab disapa Nanda ini menjelaskan pelatihan pembuatan kue bagea digelar juga agar makanan ini tidak ketinggalan zaman. Kemudian, dia menjelaskan pembuatan kue bagea agar masyarakat di daerah lain bisa ikut membuatnya.
Dia menuturkan bahan-bahan yang perlu disiapkan adalah kacang yang sudah dihaluskan, sagu dan terigu yang sudah disangrai, lima butir telur, gula, minyak kelapa, pewarna makanan, Dancow, dan kayu manis halus.
"Semua bahan dicampurkan hingga merata dengan sempurna. Dilanjutkan ke proses pembentukan atau pencetakan dengan cara dipotong per pcs dan yang terakhir dipanggang selama kurang lebih 20 menit," ujarnya.
Nanda mengatakan pelatihan ini sekaligus
mendukung kreativitas perempuan di sini. Kemudian, diharapkan, kue tersebut menjadi oleh-oleh khas Donggala.
"Pelatihan ini bisa menjadi membuka peluang usaha bagi perempuan milenial agar bisa mengembangkan kue bagea ke daerah lain," katanya.
Dengan adanya pelatihan ini, Srikandi Ganjar berharap perempuan milenial di Donggala bisa membuka usaha kue bagea ini. "Harapannya perempuan di sini bisa lebih kreatif dan melihat peluang usaha setelah ikut pelatihan ini," ujarnya.
Sementara itu, peserta pelatihan Firda menyambut antusias kegiatan yang digelar loyalis Ganjar Pranowo tersebut. Dia mengaku pelatihan ini membawa banyak manfaat bagi perempuan milenial di Kabupaten Donggala.
"Sangat positif, banyak manfaatnya bagi kami semua. Ini untuk pertama kalinya ada pelatihan seperti ini di sini," katanya.
Perempuan berusia 23 tahun ini menyatakan dirinya tertarik untuk membuat kue tersebut dan menjualnya sebagai ladang usaha. "Ke depannya nanti kami bisa membuat kue-kue sebagai mata pencarian kami. Saya sangat tertarik. Ini juga untuk membantu perekonomian keluarga," ucapnya.
Kelompok serupa, di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) juga telah melakukan kegiatan serupa, tepatnya pelatihan cara membuat kue mille crepes bareng perempuan milenial.
Workshop atau pelatihan cara membuat kue mille crepes merupakan kegiatan terbaru perempuan pendukung Ganjar itu berkolaborasi dengan Omah Dessert Jogja.
Adapun kegiatan itu dilaksanakan di Kedai Oak, Jalan Wahid Hasyim Nomor 50, Ngropoh, Condongcatur, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, DIY.
Kordinator Wilayah Srikandi Ganjar DIY Herawati mengatakan pihaknya mengadakan kegiatan tersebut untuk meningkatkan kemampuan kepada perempuan milenial dalam membuat camilan.
Dia menuturkan, pembuatan kue bisa membantu mereka meningkatkan perekonomian keluarga jika ditekuni, karena pembuatan kue mille crepes itu tidak membutuhkan biaya yang besar.
"Kegiatan itu bertujuan untuk memberikan ide kepada para peserta untuk membuka bisnis baru yang tidak memerlukan modal banyak, memberikan ide masakan, menambah hobi, dan tentunya memberikan kegiatan positif seperti memasak," kata Herawati, demikian dilansir dari Antara.