Selasa 11 Jul 2023 22:39 WIB

Temu Aktivis LGBT, Penyelenggara Advocacy Officer ASEAN SOGIE Caucus Enggan Komentar 

Advocacy Officer ASEAN SOGIE Caucus menolak berkomentar soal temu aktivis LGBT.

Rep: Andrian Saputra, Ali Mansur / Red: Nashih Nashrullah
Ilustrasi komunitas LGBT. Advocacy Officer ASEAN SOGIE Caucus menolak berkomentar soal temu aktivis LGBT
Foto: EPA/JAGADEESH NV
Ilustrasi komunitas LGBT. Advocacy Officer ASEAN SOGIE Caucus menolak berkomentar soal temu aktivis LGBT

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Informasi tentang rencana adanya perkumpulan aktivis LGBT di Jakarta pada 17-21 2023 telah memantik reaksi dari berbagai lapisan masyarakat. 

Akan tetapi hingga saat ini, ASEAN SOGIE Caucus sebagai organisasi yang menginisiasi rencana perkumpulan aktivis LGBT se-ASEAN itu belum memberikan keterangan berkaitan dengan acara tersebut. 

Baca Juga

Republika.co.id juga berupaya mengirimkan email ke  kantor pusat ASEAN SOGIE Caucus di Filipina menanyakan informasi tersebut, tapi hingga saat ini belum mendapatkan jawaban.

Republika.co.id juga menghubungi Advocacy Officer ASEAN SOGIE Caucus, Lini Zurlia, tapi dia pun enggan memberikan keterangan mengenai agenda tersebut. 

"Baru bertanya tapi sudah naik nih beritanya. Bikin berita selalu heboh begini frame-nya, buat apa saya komentar, Mas," kata Lini kepada Republika.co.id, Selasa (11/7/2023).  

Sebelumnya, netizen dibuat heboh dengan adanya informasi dari akun resmi ASEAN SOGIE Caucus mengenai akan digelarnya ASEAN Queer Advocacy Week di Jakarta.

Acara yang diagendakan akan berlangsung pada 17-21 Juli 2023 itu diorganisasi oleh ASEAN SOGIE Caucus, organisasi di bawah Dewan Ekonomi dan Sosial Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sejak 2021 bersama Arus Pelangi dan Forum Asia.  

'"Apakah kalian aktivis queer yang berbasis di Malaysia, Thailand, Laos, Singapura, dan negara lain di Asia Tenggara? Mari bergabung bersama kami dalam ASEAN Queer Advocacy Week (AAW) Juli ini,'' kata ASEAN SOGIE Caucus dalam pengumuman di Instagram, @aseansoegicaucus dikutip Republika.co.id di Jakarta, Senin (10/7/2023).

Pertemuan bertajuk ASEAN Queer Advocacy Week (AAW) merupakan tempat berkumpulnya para aktivis LGBTQ Asia Tenggara untuk saling terhubung serta memperkuat advokasi satu sama lain. 

Panitia acara ini tidak menyebutkan lokasi tepatnya acara ini. Namun, mereka telah memberikan informasi apa saja kegiatan yang dilakukan selama lima hari. 

Baca juga: Ketika Kabah Berlumuran Darah Manusia, Mayat di Sumur Zamzam, dan Haji Terhenti 10 Tahun

Sementara itu, Polda Metro Jaya masih terus menelusuri kebenaran mengenai acara komunitas lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT) se-ASEAN yang bakal menggelar kumpul bareng di Jakarta dengan tema ASEAN Queer Advocacy Week (AAW) pada 17-21 Juli 2023 di Jakarta. Namun, informasi tentang lokasi digelarnya AAW masih belum diketahui.

“Polda sedang mencari tahu juga, benar atau nggak, di Jakarta benar atau nggak,” ujar Direktur Intelijen dan Keamanan (Dirintilkam) Polda Metro Jaya Kombes Hirbak Wahyu Setiawan, saat dikonfirmasi awak media, Selasa (11/7/2023).

Lanjut Hirbak, pihaknya juga telah menelusuri beberapa hotel dan sejumlah tempat untuk mencari tahu diselenggaranya acara tersebut. 

Namun, hingga detik ini, kata dia, pihaknya belum menemukan lokasi AAW itu digelar. Sejauh ini pihaknya baru mengetahui dari flyer terkait acara yang menuai kecaman dari berbagai lapisan masyarakat tersebut.

Baca juga: Geger, Aktivis LGBT se-ASEAN Bakal Gelar Kumpul Bareng di Jakarta

“Iya sedang kita cari tahu benar atau nggak. Kita cek di hotel juga nggak ada, semua acara di hotel juga nggak ada, di tempat lain nggak ada,” terang Hirbak.

Selain itu, Hirbak juga memastikan pihaknya belum menerima pengajuan izin penyelenggaraan acara AAW tersebut. Diketahui acara tersebut diorganisasi oleh ASEAN SOGIE Caucus, organisasi di bawah Dewan Ekonomi dan Sosial Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sejak 2021, bersama Arus Pelangi dan Forum Asia. 

Panitia acara ini tidak menyebutkan lokasi tepatnya acara ini. Namun, mereka telah memberikan informasi apa saja kegiatan yang dilakukan selama lima hari. 

“Iya sampai saat ini belum ada yang mengajukan izin dan gak ada pemberitahuan juga,” tegas Hirbak.    

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement