Sabtu 08 Jul 2023 18:49 WIB

Peran Pustakawan Semakin Penting pada Era Perembangan Teknologi

Ada dua indikator negara terpintar di dunia yaitu intelegensi dan literasi.

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Erik Purnama Putra
Kepala Perpustakaan Nasional (Perpusnas) RI, Muhammad Syarif Bando.
Foto: Dok. Perpusnas RI
Kepala Perpustakaan Nasional (Perpusnas) RI, Muhammad Syarif Bando.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Perpustakaan Nasional (Perpusnas), Muhammad Syarif Bando, menyebut, perpustakaan memiliki sifat dinamis, yang terus tumbuh sejalan dengan perjalanan umat manusia. Oleh sebab itu, diperlukan peran pustakawan yang lebih kuat untuk menyadarkan masyarakat pentingnya kemampuan literasi sampai pada proses produksi.

"Ke depan bicara tentang bagaimana mengubah persepsi dan cara pandang 278 juta penduduk Indonesia bahwa kita membutuhkan ilmu pengetahuan yang sampai kepada kemampuan memproduksi barang dan jasa sesuai definisi literasi," kata Syarif Bando dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu (8/7/2023).

Menurut Syarif, kedalaman pengetahuan seseorang terhadap suatu subjek ilmu pengetahuan dapat diimplementasikan dengan inovasi dan kreativitas yang tinggi untuk memproduksi barang dan jasa berkualitas. Selain itu, ilmu dapat dipakai untuk memenangkan persaingan global.

"Dalam sebuah buku berjudul Intelegence of Nations yang saya baca, mencerminkan betapa parameter dunia bergeser yang kemudian penelitiannya menetapkan ada dua indikator negara terpintar di dunia yaitu intelegensi dan literasi," katanya saat peringatan Hari Ulang Tahun ke-50 Ikatan Pustakawan Indonesia (IPI) di gedung Perpusnas RI, Jakarta Pusat.

Meski begitu, kata Syarif, ada juga beberapa indikator lain sebuah negara dikatakan tergolong pintar, yaitu peringkat universitas, rata-rata pendapatan per kapita, jenis barang ekspor hasil teknologi tinggi, fasilitas kesehatan, hingga perkembangan teknologi. Dia pun memuji IPI yang sejak berdiri 1973 terus berinovasi menghadapi era perkembangan teknologi.

Ketua Umum Pengurus Pusat IPI periode 2022-2025, Syamsul Bahri, mengatakan, selama 50 tahun sudah banyak program yang dilaksanakan IPI untuk meningkatkan kompetensi anggotanya. "Tidak hanya memperingati dengan cara yang ditandai dengan seremonial saja, (juga) untuk mengingat kembali sejarah panjang perjalanan terbentuknya organisasi IPI," katanya.

Syamsul menjelaskan, IPI akan terus belajar dari berbagai kiprah yang sudah dilakukan untuk mengisi kegiatan para pustakawan yang saat ini berada dalam lingkungan perubahan. Salah satunya, menggelar Sarasehan Ikatan Pustakawan Indonesia yang menghadirkan berbagai narasumber.

Syamsul berharap, kegiatan itu akan melahirkan pemikiran dan gagasan baru, baik dalam mengelola organisasi profesi maupun dalam menyiapkan program untuk para pustakawan dan seluruh tenaga pengolah perusahaan yang berdampak kepada pelayanan perpustakaan yang lebih baik.

"Seperti hari ini, di mana kita sudah masuk di era perubahan dan pasca pandemi Covid tentunya tepat pula kita mendengarkan atau mengikuti berbagai perkembangan pengelolaan informasi di era digital," jelas Syamsul.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement