Jumat 07 Jul 2023 17:40 WIB

Wapres: Antraks Jangan Sampai Menyebar ke Daerah Lain

Wapres sudah menegaskan langkah antisipasi kepada kementerian pertanian.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Erdy Nasrul
Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Gunungkidul melakukan penyemprotan dekontaminasi bakteri aktraks di Dusun Jati, Semanu, Gunungkidul, Yogyakarta, Jumat (7/7/2023). Penyemprotan ini dilakukan untuk memutus rantai penularan penyakit antraks. Menurut Kemenkes, kasus antraks di Dusun Jati sudah bisa masuk kategori kejadian luar biasa (KLB). Karena sudah ada satu kematian suspek antraks, tetapi kewenangan KLB ada di Pemkab Gunungkidul.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Gunungkidul melakukan penyemprotan dekontaminasi bakteri aktraks di Dusun Jati, Semanu, Gunungkidul, Yogyakarta, Jumat (7/7/2023). Penyemprotan ini dilakukan untuk memutus rantai penularan penyakit antraks. Menurut Kemenkes, kasus antraks di Dusun Jati sudah bisa masuk kategori kejadian luar biasa (KLB). Karena sudah ada satu kematian suspek antraks, tetapi kewenangan KLB ada di Pemkab Gunungkidul.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Wakil Presiden Kiai Ma'ruf Amin memerintahkan jajaran kementerian kesehatan, kementerian pertanian dan pemerintah daerah segera melakukan langkah penanganan kasus antraks antar manusia yang ditemukan di Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Salah satu yang perlu dilakukan adalah melakukan isolasi hewan yang terjangkit antraks untuk memastikan kasys yang telah mengakibatkan satu warga meninggal ini tidak menyebar ke daerah lain.

Baca Juga

"Soal antraks saya kira menteri pertanian sudah melakukan langkah, kita harapkan supaya itu diisolasi jangan sampai bisa merebak ke daerah lain," ujar Kiai Ma'ruf dalam keterangan persnya di sela kunjungan kerja seperti dibagikan Sekretariat Wakil Presiden, Jumat (7/7/2023).

Kiai Ma'ruf pun meminta dilakukan tindakan penyembuhan bagi warga yang terpapar antraks maupun hewan yang terjangkit. Dia menegaskan kementerian terkait maupun pemerintah daerah agar melakukan berbagai cara untuk memastikan kasus antraks tidak semakin merebak.

"Supaya diatasi penyembuhan dilakukan di daerah yang sudah sekarang terkena. Itu saya minta juga instansi terkait. Kementerian Pertanian kesehatan dan lain-lain itu saya kira antraks. Itu kita biasanya gitu, terus kita melakukan blocking supaya jgn kemana-mana dengan berbagai cara," ujarnya.

Sebelumnya, kasus antraks ditemukan di Dusun Jati, Candirejo, Semanu, Gunung Kidul. Hingga kini ada tiga warga Gunungkidul meninggal dunia dengan status positif antraks.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kemenkes Imran Pambudi mengatakan, kronologi penyebaran wabah antraks dimulai pada 18 Mei 2023 lalu saat seekor mati sapi disembelih dan dikonsumsi warga. Dua hari berselang, seekor kambing dan sapi milik warga lainnya juga mati dan disembelih lagi oleh warga untuk dibagikan dagingnya.

“Di mana, yang meninggal saat ini, bapak WP, membantu menyembelih sapi bapak SY,” kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement