Kamis 06 Jul 2023 00:02 WIB

Desa Muaragembong, Menuju Desa 'Mati'

Warga Pantai Mekar Muaragembong mulai meninggalkan rumahnya karena sering banjir rob.

Rep: Ali Yusuf/ Red: Bilal Ramadhan
Sejumlah rumah warga di Muaragembong, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat yang ditinggalkan pemiliknya karena seringnya terendam banjir rob.
Foto: Ali Yusuf/Republika
Sejumlah rumah warga di Muaragembong, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat yang ditinggalkan pemiliknya karena seringnya terendam banjir rob.

REPUBLIKA.CO.ID, Warga Desa Pantai Mekar, Muaragembong, Kabupaten Bekasi, sudah biasa dengan datangnya air rob laut Jawa yang merendam peRmukimannya. Air rob ini datangnya setiap pukul 20.00 WIB sampai pukul 23.00 WIB dengan ketinggian rata-rata 20 sampai 30 cm.

"Paling tinggi sampai 50 cm. Warga di sini sudah biasa ketika air laut pasang masuk ke permukiman," kata Maanih 54 tahun kepada Republika.co.id, Selasa (4/7/2023).

Baca Juga

Maanih menuturkan, ada dua sumber air merendam pemukiman warga yang tinggal di Muara Gembong. Pertama dari air rob Laut Jawa dan Sungai Citarum dan Ciherang. 

"Banjir kalau tidak dari laut dari sungai Citarum dan Ciherang. Sudah biasa mas di sini kerendam tapi tidak parah," katanya.

Saat ini, menurut dia, tepatnya bulan Juli sedang musim Pancaroba Timur tua peralihan dari musim hujan ke kemarau dan air laut Jawa akan masuk ke setiap rumah warga di pinggir pantai pada malam hari. Menurutnya, ada dua musim yang biasanya air laut masuk ke pemukiman yakni musim Barat dan musim Timur.

"Musim Barat itu bulan Agustus sampai Desember rob sing air masuknya siang dan Musim Timur dari bulan Januari sampai Juli air rob masuknya malam hari ke pemukiman warga," katanya.

Selain Maanih, ada Sutami 50 tahun yang menceritakan bagaimana kondisi warga menghadapi air laut Jawa ketika pasang dan surut. Ketika air laut pasang warga bersiaga memindahkan barang-barang elektronik dari bawah ke atas agar tidak terendam air. 

"Karena air bisa datang secara tiba-tiba masuk ke rumah," katanya.

Sutami mengatakan, ada juga warga yang lupa bangun tidur sejak sore, tiba-tiba saat bangun perabotan rumah tangganya sudah ngambang. Kejadian tersebut pasti dialami setiap warga yang rumah tinggalnya dekat dengan laut.

"Saudara saya tidur sebelum magrib pas bangun, kasur pada ngambang," katanya.

Sutami menuturkan, tingginya air rob laut Jawa, Sungai Citarum dan Ciherang sampai merendam setiap pemukiman tidak dianggap sebagai musibah atau bencana alam. Karena menurutnya, kondisi ini sudah terjadi setiap hari di bulan-bulan tertentu.

Jadi kata dia, jika tidak ingin merasakan rumahnya terendam banjir rob, tinggal pindah ke wilayah Kota yang jauh dengan lautan. "Sudah biasa bukan bencana. Kalau gak mau kena rob tinggal pindah aja," katanya.

Sutami mengatakan, sudah banyak tetangganya di RT 03/01 Kp Muara Gembong, Desa Pantai Mekar, pindah ke kota karena bosan rumahnya yang ditempat terdampak air rob. Namun Sutami memilih tetap tinggal di wilayah ini. 

"Ini ada beberapa tetangga saya rumahnya ditinggal karena bosan kebanjiran. Kalau saya tinggal di sini saja, sudah malas ke mana-mana," katanya.

Dia memerinci ada sekitar empat rumah di RT 03/01 yang sudah ditinggal pemiliknya. Saat ini rumah dibiarkan kosong tanpa dihuni untuk dikontrak atau dijual kepada orang yang berminat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement