REPUBLIKA.CO.ID, BANGKA BELITUNG -- Pemerintah Kabupaten Bangka Tengah, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, menggencarkan sosialisasi bahaya radikalisme di kalangan pelajar sebagai langkah antisipasi dan pencegahan.
"Kita memberikan perhatian khusus kepada pelajar terkait dengan program pencegahan radikalisme yang bertentangan dengan pandangan masyarakat dan negara," kata Bupati Bangka Tengah Algafry Rahman di Koba, Ahad (3/7/2023).
Bupati mengatakan, hal itu menyikapi pesatnya perkembangan teknologi dan terindikasi adanya jaringan elektronik tertentu yang menjadi media atau wadah untuk mendoktrin generasi muda untuk bertindak radikal.
"Justru itu perlu kita antisipasi dan cegah mulai sekarang sehingga para pelajar atau generasi muda di daerah ini tidak terjebak dalam praktik radikalisme," ujarnya.
Algafry Rahman mengatakan bahwa radikalisme adalah bahaya yang bisa merusak pola pikir dan tindakan yang diakibatkan doktrin dan paham yang menyimpang dari landasan NKRI.
"Radikalisme dan terorisme ini sangat berbahaya, apalagi bagi generasi muda yang memiliki masa depan lebih panjang, bahkan generasi yang menjadi pelanjut estafet kepemimpinan daerah," katanya.
Ia menegaskan bahwa radikalisme sangat bertentangan dengan moral Pancasila dan kehidupan masyarakat jadi terancam, terutama terkait dengan keamanan dan kedamaian.
"Untuk itu, jangan sampai kita terdoktrin oleh paham-paham yang merusak kepribadian dan pola pikir kita," ujarnya.
Bupati mengingatkan para pelajar untuk lebih berhati-hati dalam menerima informasi, baik dari medsos, lingkungan, dan kelompok karena doktrin itu masuk lewat media.
"Saya berharap dengan adanya kegiatan sosialisasi tentang bahaya radikalisme di sekolah, para generasi muda dapat terhindar dari paham yang menyimpang," katanya.