Senin 26 Jun 2023 05:35 WIB

Cilacap Dilanda Kekeringan, 105 Ribu Liter Air Dikirimkan Sejak Tengah Pekan Kemarin

Ada 20 kecamatan dan 105 desa di Cilacap yang rawan kekeringan.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Agus raharjo
Sejumlah bocah bermain di area persawahan yang terdampak kekeringan akibat musim kemarau. (Ilustrasi)
Foto: ANTARA FOTO/Arnas Padda
Sejumlah bocah bermain di area persawahan yang terdampak kekeringan akibat musim kemarau. (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Sebanyak 7.739 jiwa dari 2.613 KK warga di empat desa pada tiga kecamatan di Kabupaten Cilacap terdampak kekeringan. Kekeringan terjadi menyusul musim kemarau yang mulai melanda wilayah Jawa Tengah dan sekitarnya sejak awal Juni 2023.

Musim kemarau membuat curah hujan menjadi minim dan mengakibatkan berkurangnya cadangan sumber air bersih. Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cilacap, Erna Suharyanti, melalui keterangan tertulis mengatakan saat ini pihaknya bersama unsur Satgas Terpadu Kekeringan dan OPD memberikan dukungan air bersih kepada warga terdampak.

Baca Juga

Sebanyak tiga mobil tangki berkapasitas 5.000 liter telah dikerahkan untuk memenuhi kebutuhan air bersih. Satu unit mobil tangki juga disiagakan di UPT BPBD Majenang untuk percepatan pelayanan kebutuhan air bersih masyarakat yang berada di wilayah barat.

Pusdalops BPBD Kabupaten Cilacap mencatat sejak Rabu (14/6/2023) hingga Sabtu kemarin (24/6/2023) pengiriman air bersih telah dilakukan hingga 21 kali dengan total 105 ribu liter air. “Dari BPBD Kabupaten Cilacap ada tiga unit mobil tangki air. Satu unit ditempatkan di UPT BPBD Majenang untuk lebih memaksimalkan dan mem-backup wilayah barat dan percepatan dalam pelayanan pendistribusian air bersih,” ujar Erna, Ahad (25/6/2023).

Erna menambahkan, air yang didistribusikan tersebut dipastikan bersih dan layak pakai. Sebab, sumbernya diambil dari PDAM yang ada di tiga titik lokasi, yakni Cilacap, Sidareja, dan Majenang.

“Pengambilan air untuk pendistribusian ke nasyarakay berasal dari PDAM yang ada di tiga titik lokasi pengambilan yaitu Cilacap, Sidareja, dan Majenang,” ujar Erna.

Cilacap sebagai kabupaten terluas di Jawa Tengah menjadi wilayah yang rawan kekeringan. Menurut data Pusdalops BPBD Kabupaten Cilacap, sedikitnya ada 105 desa di 20 kecamatan yang masuk dalam rawan kekeringan.

Dalam hal ini, ada desa yang tidak masuk dalam wilayah rawan kekeringan, namun karena pompa air dari Pancimas rusak dan belum ada perbaikan. Maka BPBD Kabupaten Cilacap tetap mendukung pendistribusian air bersih di wilayah tersebut.

“Untuk bencana kekeringan ada di 20 kecamatan, 105 desa,” kata Erna.

“Ada desa yang tidak termasuk rawan kekeringan. Tetapi karena pompa air dari Pancimas rusak dan belum diperbaiki, sehingga warga yang terdampak kekeringan sudah didistribusikan air bersih oleh BPBD Kabupaten Cilacap,” imbuhnya.

Berdasarkan peta prakiraan deteministik curah hujan Jawa Tengah yang dikeluarkan oleh Stasiun Klimatologi Kelas I Jawa Tengah, cakupan wilayah yang mengalami penurunan curah hujan di wilayah Kabupaten Cilacap kian meluas. Yakni, dari dasarian 3 Juni hingga 3 Juli mendatang. Hal itu juga terjadi di hampir seluruh wilayah Jawa Tengah.

Selain upaya antisipasi dan penanganan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengimbau kepada masyarakat agar dapat menghemat dan mengelola penggunaan air dengan baik. Di samping itu, warga juga diharapkan dapat melalukan perbaikan lingkungan.

Yakni dengan menanam pohon, memperbaiki jaringan irigasi, menjaga sumber-sumber air bersih yang tersedia untuk konservasi air. Pemerintah daerah yang memerlukan dukungan pengisian waduk, danau dan embung bisa mengusulkan operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) kepada BNPB yang didahului dengan penetapan status siaga atau tanggap darurat kekeringan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement