Jumat 23 Jun 2023 14:07 WIB

Pengamat: Menag Harus Bersikap Soal Al Zaytun

Pengamat sebut publik menunggu sikap Menag Yaqut Cholil Qoumas soal Al Zaytun.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Bilal Ramadhan
Pengamanan Mahad Al Zaytun, Kecamatan Gantar, Kabupaten Indramayu, Kamis (22/6/2023). Pengamat sebut publik menunggu sikap Menag Yaqut Cholil Qoumas soal Al Zaytun.
Foto: Republika/Lilis Sri Handayani
Pengamanan Mahad Al Zaytun, Kecamatan Gantar, Kabupaten Indramayu, Kamis (22/6/2023). Pengamat sebut publik menunggu sikap Menag Yaqut Cholil Qoumas soal Al Zaytun.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kontroversi dugaan penyimpangan paham keagamaan di Pesantren Al Zaytun terus berlanjut. Kendati demikian, Kementerian Agama masih belum bersikap dan mengaku masih terus mengkaji indikasi penyimpangan di pesantren tersebut.

Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas hingga saat ini juga belum bersuara terkait hal tersebut, kendati Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin telah memerintahkan jajarannya untuk segera menindaklanjuti pandangan-padangan ormas terkait Al Zaytun.

Baca Juga

Pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Adi Prayitno pun mendorong Menag untuk menyampaikan sikpanya secara resmi. Ini karena Kemenag selaku instansi yang membawahi penyelenggaraan pendidikan keagamaan, termasuk pesantren.

"Publik mendukung kemenag segera bersikap soal al zaitun. Tentu untuk memberikan kepastian bagaimana sikap negara terhadap pesantren Al Zaytun yang belakangan ini kontroversial. Setidaknya kegaduhan ini mulai bisa diredam," ujar Adi dalam keterangannya, Jumat (23/6/2023).

Meskipun kata Adi, tidak mudah bagi Kemenag untuk memberikan solusi memuaskan bagi seluruh pihak. Namun demikian, sikap resmi negara dalam hal ini melalui Kemenag sangat ditunggu masyarakat. Apalagi hal ini menyangkut pendidikan para santri di Al Zaytun.

"Apapun judulnya tentu tak mudah bagi kemenag dalam menangani persoalan azzaitun. Meski begitu publik ada sikap resmi negara melalui kemenag untuk mengakihiri kekisruhan ini semua," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement