REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pertamina (Persero) menaungi lebih dari 9.000 pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) melalui wadah 30 Rumah BUMN, yang tersebar di seluruh Indonesia.
VP Corporate Communication Pertamina Fadjar Djoko Santoso dalam keterangannya mengatakan sebagai perusahaan berkelanjutan, peran Pertamina lewat Rumah BUMN sejalan dengan upaya perseroan meningkatkan kualitas dan daya saing UMKM, sehingga mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs) Poin 8 yakni Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi.
"Rumah BUMN Pertamina diharapkan menjadi wadah untuk berkumpul, mengajar, dan membina para pelaku UMKM, sehingga bisa naik kelas menjadi UMKM berkualitas, tangguh, serta meningkatkan akses pemasaran dan permodalan," katanya di Jakarta, Jumat (16/6/2023).
Beberapa kegiatan yang dilakukan seperti pelatihan, pendampingan perizinan dan sertifikasi, hingga aspek pemasaran dengan metodologi terbaru.
Ia mengatakan di era digital saat ini, dari seluruh UMKM di Rumah BUMN Pertamina, 4.630 di antaranya telah menggunakan media sosial sebagai media promosi dan penjualan, sementara 3.900 UMKM lainnya telah terdaftar di platform penjualan digital (marketplace).
"Kami berharap dukungan kepada UMKM ini dapat mewujudkan UMKM naik kelas dan kemandirian ekonomi," jelasnya.
Fadjar mencontohkan saat ini Rumah BUMN Pertamina Klungkung, Bali, tengah mengadakan serangkaian kegiatan inkubasi bisnis, yang diikuti oleh 10 UMKM lokal dan telah diseleksi Pertamina.
Salah satu peserta, Dian Purnama Yanti, pemilik usaha Moody Cake, mengikuti pelatihan foto produk menggunakan kamera telepon seluler.
"Saya diajarkan cara memotret produk, kemudian mendesainnya secantik mungkin melalui aplikasi gratis. Selama ini, kami membayangkan desain promosi produk harus dikerjakan orang ahli dan bayar mahal. Ternyata, melalui pelatihan ini semua bisa dikerjakan sendiri. Sangat bermanfaat bagi kami, pelaku UMKM," katanya.
Peserta pelatihan lainnya, Made Wahyu Santosa, pemilik usaha Bali Ceria, yang menghasilkan produk Bumbu Rujak Kemasan, mengatakan legalitas produk, desain kemasan, dan materi promosi menjadi modal percaya diri pengusaha UMKM lokal memperkenalkan produknya ke swalayan, supermarket, atau pasar modern lainnya.
"Banyak manfaat yang bisa saya dapatkan melalui pelatihan yang diadakan Pertamina melalui Rumah BUMN Klungkung ini, sehingga bisa membantu perluasan pemasaran produk saya yang saat ini sudah tersebar di 200 outlet di Bali," katanya.
Para pelaku UMKM Rumah BUMN Klungkung mendapatkan pelatihan yang terdiri atas 80 persen praktik dan 20 persen teori.
Materi mengenai kewirausahaan, sertifikasi usaha seperti NIB, PIRT, dan halal, desain logo, pemasaran melalui sosial media dan strategi pemasaran produk, serta temu bisnis dengan pembeli lokal, sebagai topik yang diminati pelaku UMKM lokal.
Fadjar menambahkan melalui program inkubasi bisnis yang menyasar UMKM lokal tersebut, Pertamina dapat mendorong peningkatan kapasitas UMKM binaan Pertamina, sekaligus menggerakkan laju roda perekonomian serta kesejahteraan masyarakat.
"Dengan demikian, kami dapat mendukung pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan serta tenaga kerja penuh dan produktif," ujarnya.
Pertamina sebagai pemimpin di bidang transisi energi, mendukung target net zero emission pada 2060 dengan terus mendorong program-program yang berdampak langsung pada capaian SDG's dan sejalan aspek environmental, social, and governance (ESG) di seluruh lini bisnis dan operasi perusahaan.