REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengungkapkan, realisasi investasi PMA dan PMDN Jawa Timur pada kuartal I 2023 mencapai Rp 30 triliun, meningkat 27,1 persen (YoY). Khofifah menjelaskan, realisasi investasi tersebut terdiri dari penanaman modal asing (PMA) yang mencapai Rp 14,5 triliun, tumbuh 76,8 persen (YoY).
"Sedangkan, realisasi penanaman modal dalam negeri (PMDN) pada kuartal I 2023 tercatat sebesar Rp 15,5 triliun, sedikit meningkat dibandingkan kuartal I 2022 di angka Rp 15,4 triliun," kata Khofifah, Senin (12/6/2023).
Khofifah memerinci, kontributor tertinggi realisasi investasi secara total PMA dan PMDN adalah sektor pertambangan yang mencapai 16,5 persen. Kemudian disusul sektor industri logam dasar, barang logam bukan mesin dan peralatannya 13,8 persen; sektor transportasi, gudang dan telekomunikasi 11,1 persen; sektor industri kimia dan farmasi 10,5 persen; serta sektor perumahan, kawasan, industri, dan perkantoran 9,4 persen.
Sementara untuk daerah penyumbang investasi terbesar adalah Kabupaten Gresik dengab kontribusi 36 persen. Kemudian disusul Kota Surabaya 20,5 persen, Kabupaten Sidoarjo 10,1 persen, Kabupaten Pasuruan 8,4 persen, dan Kabupaten Tuban 4,4 persen. Sementara menurut negara asal, realisasi PMA masih didominasi oleh investasi dari Amerika Serikat sebesar 37,8 persen.
"Kemudian disusul Jepang 24,0 persen, Singapura 8,3 persen, Hongkong dan RRC 6,5 persen, serta Belanda 6,3 persen," ujarnya.
Ia melanjutkan, proporsi antara PMA dan PMDN dalam realisasi investasi Jawa Timur kuartal I 2023 adalah 48,3 persen dan 51,7 persen, atau setara Rp 14,5 triliun realisasi PMA dan Rp 15,5 triliun realisasi PMDN. Realisasi investasi Jatim pada kuartal I 2023 telah mencakup 35,3 persen dari target RPJMD sebesar Rp 85 triliun.
Khofifah pun menyampaikan agar tidak lengah karena adanya kemungkinan kejenuhan investor terhadap investasi di Pulau Jawa yang dibarengi dengan peningkatan infrastruktur di wilayah luar Pulau Jawa. "Fokus utama adalah tetap menjaga dan meningkatkan iklim investasi dengan melakukan pengendalian terhadap pandemi yang masih belum hilang sepenuhnya dan menjaga stabilitas politik," kata dia.