REPUBLIKA.CO.ID, PADANG--Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan peringatan Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia atau Food and Agriculture Organization (FAO) terkait ancaman krisis pangan global harus disikapi cepat oleh semua pihak dengan mengedepankan kolaborasi.
"Ketegangan politik di berbagai negara dan ancaman perubahan iklim memerlukan peran aktif semua pihak untuk meningkatkan produksi sektor pertanian," kata Menko Perekonomian Airlangga Hartarto di Padang, Sabtu (10/6/2023).
Hal tersebut disampaikan Menko Perekonomian Airlangga Hartarto saat menyampaikan sambutan Presiden RI pada pembukaan Penas Tani XVI. Penas XVI dipusatkan di Lapangan Udara (Lanud) Sutan SjahrirKota Padang, Sumatra Barat, 10 hingga 15 Juni 2023.
Menurut Menko Airlangga, untuk memenuhi kebutuhan pangan nasional maka peningkatan produksi wajib dilakukan. Selain itu juga mengenalkan berbagai pangan ke negara-negara lain sebagai komoditas ekspor.
Ia mengatakan dalam beberapa tahun terakhir pemerintah juga telah menyiapkan dan membangun berbagai infrastruktur pendukung bagi sektor pertanian. Seperti bendungan yang difungsikan sebagai tempat penyediaan air.
Kemudian pemerintah juga membangun sarana transportasi agar ongkos logistik dari sektor pertanian dapat ditekan. Termasuk pemanfaatan komoditas unggulan yang adaptif terhadap perubahan iklim hingga penerapan pertanian cerdas.
Tidak hanya itu, pemerintah juga menyalurkan bantuan alat dan mesin pertanian (alsintan) dan menjalankan Program Kredit Usaha Rakyat (KUR) melalui bank yang tergabung dalam Himbara kepada petani di Tanah Air. "Tahun ini anggaran KUR bagi sektor pertanian yaitu Rp 450 triliun," sebut dia.
Airlangga yang juga Ketua Umum DPP Partai Golkar ini meminta Kementerian Pertanian untuk kembali mendorong pemerintah kabupaten dan kota, kelompok tani dan petani maupun nelayan untuk memanfaatkan KUR. Mengingat pemerintah sudah menyediakan anggaran dalam jumlah besar.