REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), membantah memaksa cawapres untuk Anies Baswedan. Ia menilai, Partai Demokrat cuma mengingatkan ada alur waktu yang perlu diperhatikan.
AHY menolak narasi bahwa, Partai Demokrat akan menarik dukungan jika tidak dipilih sebagai cawapres oleh Anies. Namun, AHY mengaku lebih tertarik membahas dan mendiskusikan siapa yang layak mendampingi Anies.
"Kami tidak pernah memaksakan siapapun, tapi kalau muncul argumentasi yang tidak bisa dipahami sebagai logika politik yang baik, kami punya ruang bertanya," kata AHY, Rabu (7/6).
Maka itu, ia menekankan, tidak perlu dinarasikan lagi Partai Demokrat akan menarik dukungan jika keputusan Anies tidak sesuai keinginan. AHY merasa, Partai Demokrat memiliki hak dan kewajiban untuk mengingatkan.
"Untuk mengingatkan ini sudah bulan Juni, waktu pemilu sekian bulan lagi," ujar AHY.
Ia berpendapat, jika Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) ingin sukses tentu saja butuh persiapan yang matang. Karenanya, AHY menilai, yang dilakukan Partai Demokrat cuma mengingatkan alur waktu persiapan.
Menurut AHY, tidak cukup partai-partai pendukung Anies Baswedan ini cuma berdiskusi tanpa berkembang menghasilkan produk-produk konkret. Maka itu, ia menekankan, ada kewajiban untuk sama-sama mengingatkan.
Terkait itu, AHY menambahkan, jika alur waktu tidak diperhatikan, maka Koalisi Perubahan untuk Persatuan bisa malah banyak kehilangan banyak kesempatan. Baik untuk sukses dalam Pemilu maupun untuk Pilpres 2024.
"Kewajiban moril kami untuk mengingatkan ada timeline yang harus segera, bukan memaksakan kehendak," kata AHY.