Ahad 04 Jun 2023 04:44 WIB

Selokan Mataram, Kisah Siasat Cerdik Sultan HB IX Bebaskan Rakyat dari Romusha

Jika tak ada Selokan Mataram, rakyat Ygyakarta dipaksa romusha di tempat lain.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Agus raharjo
Selokan Mataram Kering. Kondisi Selokan Mataram yang kering di Yogyakarta, Jumat (11/10/2019).
Foto:

Oleh karena itu, Sultan HB IX mencoba berdiplomasi agar rakyatnya tidak terlibat di dalamnya. Salah satu dalihnya untuk persiapan perang itu diperlukan semacam logistik atau bahan pangan yang melimpah agar rakyat tidak kelaparan.

Guna meningkatkan produksi pangan dibutuhkan irigasi yang baik agar persawahan atau tanaman pangan bisa mencukupi dan berhasil dengan panen melimpah, sehingga saluran irigasi itu menjadi sangat penting.

"Diplomasi seperti itulah yang disukai pada waktu itu. Alhasil, rakyat tidak dikirim romusha tetapi diikutsertakan dalam pembuatan irigasi yang dikenal sekarang sebagai Selokan Mataram dan direstui Pemerintah Jepang,” ujarnya.

Margono menuturkan, Sultan HB IX tidak ingin rakyatnya ikut menderita dan sengsara karena romusha sehingga dibuatkan alternatif proyek kanal irigasi tersebut. Ini adalah proyek kanal irigasi yang sangat panjang dan mungkin selokan terpanjang di Asia Tenggara, melibatkan ribuan orang dalam pengerjaannya setiap hari dan bisa diselesaikan.

Namanya dulu belum Selokan Mataram, nama itu baru disematkan belakangan karena kanal irigasi tersebut berada di wilayah Mataram. Ada yang menyebutnya Kali Malang karena sumber utama berasal dari sungai tersebut dan letaknya melintang atau malang.

"Kalau disini umumnya sungai bersumber dari hulu di utara lalu hilir ke selatan. Sedangkan Selokan Mataram melintang melewati sungai-sungai itu. Kemungkinan itu asal usul disebut Kali Malang lantas berubah menjadi Selokan Mataram," ujarnya.

photo
Sri Sultan HB IX (sebelah kiri Presiden Soekarno). - (Bettmann/CORBIS)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement